MUZAFFARABAD - Pemerintah Kashmir yang dikelola Pakistan menutup semua sekolah agama di wilayah tersebut selama 10 hari. Penutupan sekolah itu disebabkan adanya kekhawatiran sekolah agama tersebut akan menjadi sasaran serangan India menyusul serangan mematikan terhadap para turis di Kashmir India.
Islamabad menyatakan, mereka memiliki informasi intelijen yang kredibel bahwa India bermaksud untuk segera melancarkan aksi militer. Sementara New Delhi menuduh bahwa serangan terhadap para turis tersebut dilakukan oleh warga negara Pakistan yang memiliki hubungan dengan organisasi-organisasi Islam yang bermarkas di sana.
Direktur Departemen Urusan Agama Kashmir Pakistan, Hafiz Nazir Ahmad, mengatakan sejumlah pejabat keamanan khawatir pasukan India mungkin akan menargetkan sekolah agama dan melabelinya sebagai pusat pelatihan militan.
Pemberitahuan tertanggal 30 April hanya menyebutkan gelombang panas sebagai alasan penutupan.
"Saat ini, kita menghadapi dua jenis panas — satu dari cuaca dan yang lainnya dari (Perdana Menteri India) Modi," kata Ahmad soal pemberitahuan itu, melansir Reuters, Jumat (2/5/2025).
Ia mengatakan, mereka tidak menyebutkan risiko serangan dalam upaya untuk menghindari kepanikan.
"Kami mengadakan pertemuan kemarin yang dengan suara bulat diputuskan untuk tidak membahayakan anak-anak yang tidak bersalah," kata Ahmad.
Kantor Presiden Kashmir Pakistan juga mengatakan penutupan itu karena "alasan pencegahan."
Kementerian Luar Negeri India tidak segera menanggapi permintaan komentar.
India sebelumnya telah menargetkan lokasi-lokasi di Pakistan dengan menuduhnya sebagai pangkalan militan Islam yang dekat dengan perbatasan Kashmir.
Ada 445 sekolah terdaftar dengan lebih dari 26.000 siswa terdaftar di Kashmir yang dikelola Pakistan, menurut departemen urusan agama.
Sekolah agama - yang secara lokal dikenal sebagai madrasah - adalah lembaga pendidikan Islam yang dijalankan organisasi-organisasi keagamaan, yang menyediakan alternatif yang murah, seringkali gratis, untuk sekolah-sekolah reguler.
Pakistan mengatakan akan menanggapi "dengan pasti dan tegas" setiap aksi militer dari India. Ini meningkatkan kemungkinan perang antara kedua negara bersenjata nuklir tersebut.
Kashmir, wilayah Himalaya yang mayoritas penduduknya Muslim, diklaim sepenuhnya, tetapi sebagian dikuasai oleh India dan Pakistan. Kashmir telah menjadi lokasi dua perang dan banyak pertikaian.
Banyak Muslim di Kashmir India telah lama membenci apa yang mereka lihat sebagai pemerintahan India yang sewenang-wenang. Pada 1989, pemberontakan oleh separatis Muslim dimulai. India mengerahkan pasukan ke wilayah tersebut dan puluhan ribu orang telah terbunuh.
India menuduh Pakistan mempersenjatai dan melatih militan, yang dibantah Islamabad, dengan mengatakan bahwa Pakistan hanya menawarkan dukungan moral dan diplomatik.
(Erha Aprili Ramadhoni)