ROMA — Kardinal Robert Francis Prevost mendobrak tabu dengan menjadi Paus pertama kelahiran Amerika. Meskipun pria yang sekarang bernama Paus Leo XIV adalah penduduk asli Chicago, ia dikenal di Roma sebagai "Latin Yankee".
Selama beberapa dekade yang dihabiskannya di Peru, ia melayani orang-orang yang dirampas dan terpinggirkan dan bahkan menjadi warga negara yang dinaturalisasi. Hingga beberapa minggu yang lalu, ia memegang salah satu jabatan terpenting di Vatikan, untuk melakukan pengawasan para uskup dari seluruh dunia.
Terpilihnya Robert Prevost sebagai seorang Amerika multibahasa dengan pengalaman dan kontak global menandai upaya Gereja Katolik untuk menemukan jalan tengah di tengah perpecahan internal yang meluas, sebagaimana melansir dari Washington Post, Jumat (9/5/2025).
Dalam beberapa hal, Leo jelas mengikuti jejak Paus Fransiskus, yang meninggal bulan lalu pada usia 88 tahun. Ia telah lama menganut komitmen terhadap isu keadilan sosial, dan dua tahun lalu, ia menggambarkan visinya untuk gereja dengan tujuan menjangkau orang miskin, yang paling membutuhkan, mereka yang terpinggirkan, sebuah bahasa yang mencerminkan gaya Fransiskus.
Kardinal Robert Francis Prevost diketahui resmi menjadi Paus ke-267. Ia dihadirkan di Balkon Basilika Santo Petrus di hadapan seluruh masyarakat Vatikan yang sudah menanti penunjukan baru Paus ke-267 tersebut.
Robert Francis Prevost yang berusia 69 tahun itu memilih nama Paus Leo XIV. Pemilihan dilakukan dalam konklaf tertutup sejak Rabu 7 Mei 2025 kemarin. Sebanyak 133 kardinal dari 70 negara terlibat dalam pemungutan suara rahasia.
Jumlah ini naik dari 115 dari 48 negara dalam konklaf terakhir tahun 2013. Pertumbuhan ini mencerminkan upaya mendiang Paus Fransiskus untuk memperluas jangkauan gereja selama masa jabatannya yang berlangsung selama 12 tahun.
(Arief Setyadi )