Benang yang digunakan untuk merajut tas ini disebut Fil au Chinoise dari Prancis dan rantai logamnya juga berkualitas tinggi, yang membuat tas ini menonjol di pasar global dan pemasaran merek menjadikannya premium. Namun, video viral China menyerang merek-merek mewah tersebut dengan mengklaim bahwa mereka adalah produsen asli dan dapat menawarkan produk yang sama dengan harga "terjangkau.”
Video-video dari China ini menarik banyak perhatian daring dengan mengklaim bahwa produk buatan China dapat menyaingi merek-merek Barat papan atas dan sejumlah websites yang menjual tiruan China ini juga mendapatkan banyak lalu lintas.
Website DHgate asal China telah mengamankan posisi nomor dua di Amerika dengan menjual produk-produk turunan China dari merek-merek mewah asli yang tidak hanya mencakup tas tangan dan aksesori kulit lainnya, tetapi juga pakaian dan sepatu. Tidak hanya ada di TikTok, video-video ini juga beredar di platform China lainnya seperti Weibo dan Rednote yang memicu perang dagang dengan merek-merek Eropa.
Meme viral Presiden Amerika Donald Trump yang sedang menjahit topi MAGA (Make America Great Again) di pabrik China sekali lagi menjadi contoh konten yang menyerang Amerika Serikat (AS).
Namun, tarif AS dapat menutup pabrik-pabrik China ini dengan melambungnya biaya pengiriman dan harga bahan-bahan utama. Kementerian Perdagangan China tengah mencari dialog dengan mitra-mitranya di AS untuk mencabut kembali tarifnya dan terlibat dalam diskusi-diskusi bermakna.
Sebelumnya, pemerintahan Trump telah mencekik rantai pasokan China dengan mengenakan tarif 145 persen, yang menurut catatan merupakan tarif tertinggi untuk barang-barang konsumen dan impor fashion, sementara ada pengecualian untuk barang-barang elektronik tertentu. Langkah tersebut dipuji oleh para ahli sebagai tindakan berani yang akan menghidupkan kembali biaya produksi Amerika.
Perusahaan-perusahaan AS sekarang tidak akan terlalu bergantung pada jaringan rantai pasokan dan manufaktur China, dan setelah beberapa kendala akan menemukan posisi mereka sendiri di pasar global.
China memiliki ekonomi yang goyah dan semakin terguncang oleh diplomasi Gedung Putih. Negeri Tirai Bambu berusaha keras untuk mempertahankan kapalnya yang tenggelam agar tetap mengapung dengan menjual produk-produk duplikat di pasar-pasar lokal; tetapi secara global industri manufakturnya telah terpukul.