Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ubi Cilembu hingga Keripik Bayam Jadi Jamuan Para Delegasi PUIC, Apa Alasannya?

Achmad Al Fiqri , Jurnalis-Minggu, 18 Mei 2025 |19:04 WIB
Ubi Cilembu hingga Keripik Bayam Jadi Jamuan Para Delegasi PUIC, Apa Alasannya?
Delegasi PUIC (Foto: Ist)
A
A
A

JAKARTA - Selama rangkaian Konferensi Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) ke-19, DPR RI menyajikan makanan ringan khas Indonesia pada para delegasi yang hadir. Jamuan khas tradisional yang kental dengan budaya Tanah Air.

Setiap sesi pertemuan atau diskusi, para delegasi dari puluhan negara disambut dengan dua jenis makanan ringan tradisional khas Indonesia, mulai dari rempeyek, keripik ubi Cilembu, keripik bayam, keripik kentang, hingga keripik salak.

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera menjelaskan, inisiatif jamuan camilan nusantara ini merupakan bagian dari komitmen Ketua DPR RI Puan Maharani untuk menjadikan forum internasional sebagai panggung promosi UMKM.

"Ini merupakan komitmen Mbak Puan, Ketua DPR kita yang ingin memberdayakan UMKM, tapi juga sekaligus bentuk komitmen terhadap gerakan ramah lingkungan atau go green,” kata Mardani, Minggu (18/5/2025).

Mardani mengatakan, makanan ringan khas nusantara itu pun disajikan dalam kemasan ramah lingkungan dengan dibungkus tanpa plastik. Kemasan yang digunakan untuk cemilan terbuat dari bahan yang bisa didaur ulang.

"Kami sedang membudayakan green conference. Jadi nggak pakai plastik. Yang kemarin semua ada tanda hijau dan reusable. Jadi, ini bukan plastik, ini peralatan packaging yang ramah lingkungan. Untuk botol minumannya juga kita pakai botol kaca,” tuturnya.

Selain itu, ia berkata, pihaknya mengemas makanan dengan ukuran kecil. Hal itu ditujukan untuk agar makanan bisa dihabiskan tanpa sisa. Hal ini penting dilakukan mengingat isu sisa makanan yang terbuang dan menyebabkan limbah sampah juga tengah menjadi isu lingkungan.

"Problem besar kita itu adalah makanan tersisa yang terbuang. Jadi ambil satu aja dulu. Kalau kurang, ada lagi, silakan ambil lagi. Nah, tapi rata-rata makan satu ternyata cukup," jelasnya.

 

Legislator PKS ini mengatakan, upaya konferensi Go Green yang dicanangkan DPR RI mendapatkan respons positif dari delegasi sidang PUIC. Menurutnya, banyak peserta sidang yang juga merasa senang karena bisa mendapatkan pengalaman kuliner baru dengan cita rasa khas Indonesia secara otentik.

"Kemarin saya bertemu dengan delegasi Turki, dari China, ketemu juga dari Iran. Ketiganya bilang, ini rasanya unik, tetapi enak. Kayak rempeyek sama potato chips, semua prodak UMKM, kita ingin UMKM kita diberi panggung di tempat forum internasional," ungkapnya.

Mardani menambahkan, UMKM yang terlibat dalam penyediaan snack selama konferensi ke-19, PUIC, sebagian besar berasal dari wilayah Jabodetabek. Meski skalanya masih terbatas, kualitas produk dijaga dengan ketat.

"Mudah-mudahan dengan kita promosikan makanan nusantara, ini sekaligus bisa punya dampak positif buat pariwisata Indonesia. Kayak ubi Cilembu ini kan termasuk ubi spesial, rasa manisnya luar biasa padahal nggak pakai gula ya. Banyak delegasi dari luar negeri yang tertarik dan penasaran,” papar Mardani.

“Ini juga menjadi bagian dari diplomasi kuliner Indonesia, sambil memberdayakan dan mempromosikan UMKM kita agar semakin maju. Apalagi, dikemas dan disajikan secara estetis dan ramah lingkungan. Banyak tujuan positif tercapai,” katanya.

Diplomasi kuliner Indonesia tak hanya disajikan dalam bentuk snack, tapi juga pada sajian makan seperti lunch dan dinner untuk para delegasi. DPR sebagai tuan rumah menyajikan menu makanan seperti rawon, sate madura, emping, hingga es teler.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement