Namun pada Selasa, Trump menjabarkan harga dan jangka waktu yang jauh lebih rendah.
“Itu harus beroperasi penuh sebelum akhir masa jabatan saya. Jadi, kita akan menyelesaikannya dalam waktu sekira tiga tahun,” kata Trump.
Ia memperkirakan total biaya akan mencapai sekitar USD175 miliar, seraya menambahkan bahwa ia berencana untuk menggunakan kemampuan pertahanan yang ada untuk membangun sistem tersebut.
Namun pendanaan untuk program tersebut sejauh ini belum diamankan. Pada konferensi pers Selasa, Trump mengonfirmasi bahwa ia sedang mencari USD25 miliar untuk sistem tersebut dalam RUU pemotongan pajak yang saat ini sedang dibahas di Kongres, meskipun jumlah tersebut dapat dipotong di tengah negosiasi yang sedang berlangsung.
Kemungkinan akan ada beberapa variasi dalam total biaya proyek. Kantor berita Associated Press, misalnya, mengutip seorang pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Trump telah diberi tiga versi rencana, yang digambarkan sebagai “sedang”, “tinggi”, dan “sangat tinggi”.
Tingkatan tersebut sesuai dengan jumlah satelit, sensor, dan pencegat yang akan ditempatkan di luar angkasa sebagai bagian dari program tersebut. Kantor berita tersebut melaporkan bahwa Trump memilih versi "tinggi", yang memiliki biaya awal berkisar antara USD30 miliar dan USD100 miliar.
Saat menjelaskan rencananya untuk Golden Dome pada Selasa, Trump menyebutkan beberapa inspirasi, termasuk sistem pertahanan rudal "Iron Dome" milik Israel, yang sebagian didanai oleh AS.
Ia juga merujuk pada karya mendiang Presiden Ronald Reagan, yang bertugas di Gedung Putih selama Perang Dingin pada 1980-an. Sebagai bagian dari Prakarsa Pertahanan Strategis Reagan pada 1983, Reagan telah mengusulkan penghalang senjata nuklir yang mencakup teknologi berbasis ruang angkasa.
"Kami benar-benar akan menyelesaikan pekerjaan yang dimulai oleh Presiden Reagan 40 tahun lalu, untuk selamanya mengakhiri ancaman rudal terhadap tanah air Amerika," kata Trump.
Namun, pertanyaan terus berlanjut mengenai kelayakan sistem pertahanan berbasis ruang angkasa, harganya, dan apakah sistem itu dapat memicu perlombaan senjata baru.