Pada 20 April, militer Israel mengatakan peninjauan atas insiden tersebut menemukan adanya "beberapa kegagalan profesional". Dikatakan, seorang wakil komandan, seorang prajurit cadangan yang merupakan komandan lapangan, akan diberhentikan.
Menurut militer, advokat jenderal militer sedang melakukan penyelidikan dan tuntutan pidana dapat diajukan.
Al-Nassasrah mengungkap dirinya diperlakukan dalam tahanan, Al-Khatib berkata:
"Seperti orang Palestina," kata Al-Khatib menirukan Al-Nassasrah.
Ia mengatakan, Al-Nassasrah telah diinterogasi dan bahwa ia memiliki masalah kesehatan mental, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.
Rekaman media sosial yang dibagikan oleh Bulan Sabit Merah Palestina tertanggal sehari setelah pembebasannya menunjukkan Al-Nassasrah menangis saat memeluk petugas medis. Ia juga tampak linglung saat diperiksa di rumah sakit Gaza.
Delapan dari mereka yang tewas berasal dari PRCS, yang menyediakan bantuan medis di Gaza dan merupakan bagian dari jaringan kemanusiaan terbesar di dunia.
Al-Khatib mengatakan organisasi tersebut bekerja sama dengan para pengacara dan mempertimbangkan pengajuan resmi ke pengadilan internasional dan Dewan Keamanan PBB.
"Kami pikir masyarakat internasional bertanggung jawab untuk memberikan keadilan kepada mereka yang tewas," katanya.
"Kami tidak melatih orang-orang kami untuk pergi dan mati," ucapnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)