Dua lainnya, termasuk bayi berusia enam bulan, masih terperangkap di bawah reruntuhan.
Anak-anak tersebut diidentifikasi sebagai Yahya, Rakan, Ruslan, Jubran, Eve, Revan, Sayden, Luqman, dan Sidra.
"Anak-anak itu hangus terbakar" Ali al-Najjar bergegas ke lokasi kejadian segera setelah mendengar rumah saudaranya terkena bom.
“Seseorang menelepon kami dan mengatakan bahwa rumah itu telah dibom. Saya bergegas ke sana bahkan sebelum pertahanan sipil tiba,” katanya kepada Middle East Eye.
Ketika tiba di lokasi kejadian, ia mendapati saudaranya, Dr Hamdi al-Najjar, tergeletak tak bergerak di tanah, dengan putranya di sampingnya. Rumah itu dilalap api.
Beberapa saat kemudian, ia kembali ke rumah yang terbakar hanya untuk melihat saudara iparnya, ibu dari anak-anak itu, tiba dengan ketakutan.
“Ia berlari dengan berjalan kaki dari rumah sakit ke rumah,” tuturnya.
“Empat anaknya ditarik keluar, hangus, tepat di depan matanya,” katanya.
Ali menggambarkan penderitaan yang terus-menerus karena tidak mengetahui nasib dua anak yang hilang.
“Tujuh anak ditarik dari bawah reruntuhan, dan dua—Yahya, 13 tahun, dan Sidra, baru berusia enam bulan—masih hilang. Kami tidak dapat menemukan mereka,” ujarnya.
Ia mengatakan, tim pertahanan sipil melanjutkan pencarian keesokan paginya, tetapi tidak menemukan apa pun.