Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pilu Dokter Palestina di Gaza, 9 Anaknya Tewas Dibom Israel

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Minggu, 25 Mei 2025 |13:52 WIB
Pilu Dokter Palestina di Gaza, 9 Anaknya Tewas Dibom Israel
Pilu Dokter Palestina di Gaza, 9 Anaknya Tewas Dibom Israel (Dok Pertahanan Sipil Gaza)
A
A
A

GAZA - Seorang dokter Palestina di Gaza kehilangan 9 anaknya setelah rumah mereka dibom Israel. Sementara satu anak lainnya terluka. 

1. 9 Anak Tewas

Dokter anak Palestina, Alaa al-Najjar, menerima jenazah tujuh anaknya yang hangus saat bertugas setelah serangan Israel menghantam rumahnya di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan.

Ia merupakan dokter di rumah sakit al-Tahrir di Kompleks Medis Nasser. Saat itu, ia sedang merawat korban serangan Israel pada Jumat (23/5/2025). Ia terkejut mendapati anak-anaknya dan suaminya dibawa ke rumah sakit.

Anak-anak tersebut paling tua berusia 13 tahun. Anak termuda berusia 6 bulan. Para korban mengalami luka bakar parah dalam pengeboman tersebut.

Sesaat sebelum serangan tersebut, Najjar telah berangkat kerja bersama suaminya, Dr Hamdi al-Najjar, yang kemudian kembali ke rumah.

Tidak lama setelah itu, sebuah bom Israel menghantam rumah mereka di daerah Qizan al-Najjar di Khan Younis selatan. Pengeboman itu menewaskan sembilan dari 10 anak mereka dan melukai yang ke-10.

Suami Najjar, yang mengalami luka serius, masih dalam perawatan intensif.

Rekaman yang dirilis oleh Pertahanan Sipil Palestina menunjukkan kru penyelamat menarik jenazah anak-anak dari reruntuhan. Sementara api masih membakar rumah keluarga tersebut.

Terhambat oleh kurangnya peralatan yang memadai dan skala kerusakan yang sangat besar, pekerja pertahanan sipil terdengar berteriak-teriak di antara reruntuhan. Mereka mencari tanda-tanda kehidupan dengan putus asa.

Tim pertahanan sipil melaporkan, tujuh jenazah telah ditemukan dan dipindahkan ke rumah sakit Nasser, tempat ibu mereka bekerja.

 

Dua lainnya, termasuk bayi berusia enam bulan, masih terperangkap di bawah reruntuhan.

Anak-anak tersebut diidentifikasi sebagai Yahya, Rakan, Ruslan, Jubran, Eve, Revan, Sayden, Luqman, dan Sidra.

"Anak-anak itu hangus terbakar" Ali al-Najjar bergegas ke lokasi kejadian segera setelah mendengar rumah saudaranya terkena bom.

“Seseorang menelepon kami dan mengatakan bahwa rumah itu telah dibom. Saya bergegas ke sana bahkan sebelum pertahanan sipil tiba,” katanya kepada Middle East Eye.

Ketika tiba di lokasi kejadian, ia mendapati saudaranya, Dr Hamdi al-Najjar, tergeletak tak bergerak di tanah, dengan putranya di sampingnya. Rumah itu dilalap api.

Beberapa saat kemudian, ia kembali ke rumah yang terbakar hanya untuk melihat saudara iparnya, ibu dari anak-anak itu, tiba dengan ketakutan. 

“Ia berlari dengan berjalan kaki dari rumah sakit ke rumah,” tuturnya.

“Empat anaknya ditarik keluar, hangus, tepat di depan matanya,” katanya.

Ali menggambarkan penderitaan yang terus-menerus karena tidak mengetahui nasib dua anak yang hilang. 

“Tujuh anak ditarik dari bawah reruntuhan, dan dua—Yahya, 13 tahun, dan Sidra, baru berusia enam bulan—masih hilang. Kami tidak dapat menemukan mereka,” ujarnya.

Ia mengatakan, tim pertahanan sipil melanjutkan pencarian keesokan paginya, tetapi tidak menemukan apa pun. 

 

“Ibu mereka bahkan tidak dapat mengenali mayat-mayat itu, anak-anak itu terbakar sangat parah sehingga ia tidak dapat membedakan siapa yang mana.”

Ali mempertanyakan alasan di balik serangan itu. 
“Saya tidak tahu mengapa mereka menjadi sasaran. Mengapa mereka menargetkan saudara laki-laki saya? Tidak ada alasan, kecuali jika istrinya adalah seorang dokter.”

2. Realita Pekerja Kesehatan

Menurut Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, sedikitnya 1.400 profesional kesehatan telah tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.

“Inilah realitas yang dialami staf medis kami di Gaza. Kata-kata tidak cukup untuk menggambarkan rasa sakitnya,” kata Dr Munir al-Bursh, direktur jenderal Kementerian Kesehatan Palestina, dalam sebuah unggahan di X, mengomentari serangan tersebut.

“Di Gaza, bukan hanya pekerja kesehatan yang menjadi sasaran. Agresi Israel lebih jauh lagi, memusnahkan seluruh keluarga.”

Selain itu, sedikitnya 111 pekerja pertahanan sipil juga tewas.

Pada Kamis, Kementerian Kesehatan melaporkan sedikitnya 53.822 warga Palestina, termasuk 16.503 anak-anak tewas akibat serangan Israel.

Di antara anak-anak yang tewas, 916 di antaranya berusia di bawah satu tahun; 4.365 berusia satu hingga lima tahun; 6.101 berusia antara enam dan 12 tahun; serta 5.124 berusia 13 hingga 17 tahun.

Menurut kementerian kesehatan dan pertahanan sipil, ribuan lainnya masih hilang dan diduga tewas di bawah reruntuhan.
 

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement