Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Didemo Siswa, Oknum Guru Cabul di Lubuk Linggau Akhirnya Jadi Tersangka

Era Neizma Wedya , Jurnalis-Senin, 26 Mei 2025 |01:32 WIB
Didemo Siswa, Oknum Guru Cabul di Lubuk Linggau Akhirnya Jadi Tersangka
Oknum guru cabul di Lubuk Linggau ditetapkan tersangka (Foto: Dok Polisi/Era Neizma)
A
A
A

LUBUKLINGGAU - Oknum guru olahraga SMKN 1 Lubuk Linggau, inisial AY ditetapkan tersangka pelecehan seksual. Ia ditetapkan tersangka usai diperiksa intensif di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Minggu (25/5/2025)

"Penyidik sudah melakukan gelar perkara dan pemeriksaan. Dan saat ini status yang bersangkutan sudah menjadi kita tetapkan menjadi tersangka," ujar Kapolres Lubuk Linggau AKBP Aditia Bagus Arjunadi.

Perbuatan bejat AY terbongkar hingga akhirnya dibawa ke Mapolres Lubuklinggau setelah siswa-siswi kelas XI SMKN 1 Lubuklinggau melakukan aksi demonstrasi pada Jumat 23 Mei 2025 sekitar pukul 09.30 WIB.

 

Menurut R, salah seorang siswa, aksi ini dipicu karena oknum guru olahraga mereka selama ini sangat meresahkan. Mereka sudah sampaikan ke pihak sekolah, namun belum ada tanggapan.

"Teman kami dicabuli, diajak jalan. Kami dipungli kalau tidak ikut kegiatan. Kami diminta uang Rp25 ribu," ujarnya.

Salah satu pelajar K (16), yang ikut demo juga membenarkan jika yang dilakukan AY sudah cukup lama dan bertahun-tahun. Hanya saja belum mereka laporkan. 

"Sampai akhirnya kami memberanikan diri untuk bersuara, melakukan demo tipis-tipis, pada 21 Mei 2025. Awalnya, kami hanya menyampaikan masalah pungli. Siapa yang tidak ikut berenang bayar Rp25 ribu, ditambah siapa yang tidak hapal senam anak Indonesia Rp30 ribu. Demo kami dibubarkan, namun perwakilan kami dipanggil untuk dimintai keterangan," ujarnya.

 

Dari sana teman-temannya menyampaikan kelakuan oknum gurunya selama ini. Namun, tetap tidak mendapatkan keadilan. Sehingga pada 22 Mei 2025 malam, mereka kembali membuat grup dan merencanakan untuk kembali menggelar aksi. Mereka juga mengumpulkan berbagai bukti berupa chat Whatsapp serta membuat spanduk untuk alat demonstrasi.

Paginya, mereka beraktivitas seperti biasa, membaca Surat Yasin bersama di lapangan sekolah. Namun, perwakilan dari mereka dipanggil untuk melakukan mediasi tanpa didampingi wali siswa, hanya ada komite dan pihak kepolisian.

"Gak tahu kenapa, tiba-tiba teman yang lain teriak lalu kita demo," tegasnya

Hal tidak mengenakan ternyata juga pernah dialami K. "Kalau aku kenapa ikut dimintai karena pas lagi olahraga, selesai berenang bapak manggil aku katanya ‘lagi pengen’ terus ngajak aku dugem. Aku nolak pas itu," ungkap K.

Menurut K, ada 14 siswa yang dipanggil ke Polres untuk dimintai keterangan. Mereka terdiri dari 11 perempuan dan 3 orang laki-laki. Dari temannya, ada satu menurut pengakuan K yang sudah sampai dipegang oknum guru itu.

"Ada satu, dia dipanggil ke ruang olahraga, sendirian gak boleh ajak teman. Di ruangan teman saya A ini mau dicium, kalau mau dikasih uang Rp1 juta. Tapi ditolak sama teman saya, dijawabnya kalau uang segitu pacar dan orang tua saya ada," pungkasnya. 

 

Sementara Pemkot Lubuklinggau melalui Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA) Kota Lubuklinggau telah memberikan pendampingan khusus kepada para korban yang diduga menjadi korban.

Kepala UPT PPA Lubuklinggau, Siti Baroka, mengaku aktif memberikan dukungan sejak kasus ini mulai ditangani aparat penegak hukum. UPT PPA juga turut mendampingi para korban saat mereka dimintai keterangan oleh Polres Lubuklinggau.

“Kami terus memberikan pendampingan kepada para korban, termasuk saat mereka menjalani pemeriksaan di Polres. Senin ini, kami juga akan membawa korban untuk mendapatkan pendampingan dari psikolog,” kata Siti Baroka.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement