Memorandum itu juga memperingatkan bahwa “negara-negara satelit” AS, termasuk Korea Selatan dan Jepang, dapat ditarik ke dalam strategi militer Amerika. Negara tersebut dinilai berfungsi sebagai “umpan" dalam konflik-konflik di masa depan.
Memorandum Korut menyebut kubah emas itu sebagai "puncak dari sikap sok benar, arogansi, praktik sewenang-wenang, dan merupakan skenario perang nuklir luar angkasa yang mendukung strategi AS untuk dominasi unipolar," demikian dilaporkan kata Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah.
Sebelumnya, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peakov, mengungkapkan ketidaksetujuan akan sistem kubah emas tersebut. Peskov mengatakan, Moskow meyakini semua negara memiliki hak berdaulat untuk mengembangkan cara melawan ancaman yang dirasakan. Namun, ia melanjutkan, kubah emas merupakan contoh dari militerisasi luar angkasa yang secara konsisten ditentang oleh Rusia.
(Erha Aprili Ramadhoni)