Mayoritas dari responden yang mengetahui, menyatakan tidak percaya jika ijazah Jokowi itu palsu. "Sekitar 19,1 persen publik percaya bahwa mantan Presiden Joko Widodo memalsukan ijazah. Sementara, mayoritas tidak percaya atau sekitar 66,9 persen," ujarnya.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan pada 17-20 Mei dengan metode telepon dengan 1.286 responden yang diambil dengan metode double sampling (DS). Dengan metode tersebut, margin of error yang diterapkan sebesar ±2,8 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(Arief Setyadi )