Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bermula Semadi di Gunung Lawu, Serdadu TNI Didikan Jepang Ini Sukses Jadi KSAD

Zen Teguh , Jurnalis-Kamis, 05 Juni 2025 |13:32 WIB
Bermula Semadi di Gunung Lawu, Serdadu TNI Didikan Jepang Ini Sukses Jadi KSAD
KSAD ke-12 Jenderal TNI Raden Widodo. Tentara didikan Peta ini disingkirkan Soeharto karena membentuk Fosko TNI AD. (Foto: Disjarahad).
A
A
A

2. Menyepi di Gunung

Widodo remaja berperawakan tegap. Di kalangan teman sepermainannya, dia kerap dijadikan ketua karena sikapnya yang tegas. Tak dimungkiri darah keprajuritan mengalir deras dari silsilah ibu.

Pada masa itu, Widodo muda kerap memperhatikan lingkungan sekeliling. Jiwanya teriris kala melihat rakyat mendapat perlakuan kejam dan semena-mena dari penjajak Belanda. Ingin sekali dirinya memberontak. Namun, pada usia belia itu dirasa belum memungkinkan. Situasi itu yang kerap mengusik batinnya.

Untuk mengusir perasaan itu, Widodo kerap menyepi di gunung-gunung. Dia pernah menyendiri sambal berpuasa untuk mencari inspirasi (semacam semadi) di Gunung Lawu, Gunung Plawangan, Gunung Durgo, Gunung Slamet hingga Sumbing.

“Karena dengan menyepi dan naik gunung, menurut pendapatnya, bisa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,” tulis Disjarahad.

Jenderal Widodo (kanan).

Pernah terjadi peristiwa unik. Suatu hari saat perjalanan turun dari gunung, dia berpapasan dengan seorang ibu yang merintih kesakitan. Ketika ditanya Widodo, sang ibu mengaku sedang sakit perut.  

Widodo menawarkan bantuan untuk mengobati. Dia lalu mengambil segelas air dan berdoa meminta kesembuhan. Air itu lantas diminumkan kepada ibu sakit tersebut. 

“Setelah diminum, alhamdulillah ibu itu pun sembuh. Dari situ ibu tersebut bercerita kepada orang-orang kalau saya pandai mengobati,” kata Widodo. Namun gara-gara dianggap ‘orang pintar’ itu lah Widodo sempat dimarahi ayahnya. 

3. Jadi KSAD, Didepak Soeharto

Berkarier sebagai tentara menjadi pilihan hidup Widodo. Terbakar gelora melawan penjajah, dia mendaftarkan diri masuk pendidikan Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Nama lengkapnya, Jawa Bo-ei Gyugun Kanbu Rensitai. Pelatihan militer di masa pendudukan Jepang itu menempa Widodo. 

Pada 5 April 1944 dia akhirnya lulus dan dilantik di Jakarta. Widodo resmi menyandang jabatan Shodanco alias komandan peleton. Pada September 1944 dia mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan Kato Kyaiku, kemudian berlanjut Kendo Syugo Kyoiku pada Februari 1945.

Waktu terus bergulir, Widodo diterjunkan dalam berbagai tugas, termasuk terlibat dalam Serangan Umum 11 Maret di Yogyakarta. Widodo menjadi salah satu komandan dari pasukan yang menyerang Kotabaru di bawah pimpinan Mayor Soeharto. Kelak Soeharto melesat jadi Pangkostrad hingga akhirnya Presiden RI.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement