Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sinergi dengan Pemda, Legislator Partai Perindo Alpon Sirait Turun Tangan Bantu Ribuan Petani Hadapi Krisis Irigasi

Fahmi Firdaus , Jurnalis-Kamis, 05 Juni 2025 |21:19 WIB
Sinergi dengan Pemda, Legislator Partai Perindo Alpon Sirait Turun Tangan Bantu Ribuan Petani Hadapi Krisis Irigasi
Legislator Partai Perindo Alpon Sirait Turun Tangan Bantu Ribuan Petani Hadapi Krisis Irigasi
A
A
A

BATU BARA - Ribuan petani di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara kembali memiliki secercah harapan. Pasalnya, dua tahun berturut-turut dilanda krisis irigasi sehingga membuat lahan mereka kekeringan.

Aksi nyata turut didorong oleh Alpon Sirait, anggota DPRD Batu Bara dari Partai Perindo yang dikenal dengan Partai Kita, yang turun langsung dan bersinergi bersama pemerintah kabupaten setempat.

Langkah yang dilakukan membantu para petani mengatasi kerusakan infrastruktur irigasi di kawasan Daerah Irigasi (D.I) Bah Bolon yang meliputi D.I Purwodadi, Cinta Maju, Tanjung Muda, Perkotaan dan Simodong.

Kawasan irigasi seluas lebih dari 10 ribu hektare yang mencakup Kecamatan Air Putih, Sei Suka dan Medang Deras ini mengalami kerusakan cukup parah, terutama pada Bendung Seimanggar dan Bendung Cinta Maju.

Penumpukan sedimen serta kerusakan saluran menyebabkan air tidak dapat mengalir optimal ke sawah-sawah petani. Kerugian pun ditaksir mencapai Rp500 miliar per musim tanam.

“Penumpukan sedimen pasir di muka dan hilir bendung telah menghalangi aliran air ke Sungai Siparepare, sumber utama air untuk D.I Perkotaan dan D.I Simodong,” ungkap Alpon saat meninjau lokasi, dikutip Kamis (5/6/2025).

Sebagai bentuk kepedulian, legislator yang duduk di Komisi II DPRD Batu Bara ini menggandeng Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Batu Bara dan masyarakat untuk bergotong royong melakukan pengerukan sedimen di pintu intake serta saluran sekunder sepanjang 5 kilometer di D.I Cinta Maju. Air kini mulai mengalir kembali, meski belum sepenuhnya normal.

Namun tak hanya itu, pria kelahiran 14 September 1980 ini menggelar pertemuan di lokasi Bendung Seimanggar bersama para kepala desa dan kelompok tani. Mereka sepakat melanjutkan gotong royong pada Senin, 9 Juni 2025, untuk membuat bangunan pengarah air yang bersifat sementara namun mendesak.

 

Bangunan ini dirancang menggunakan matras geosintetik ukuran 4 x 50 meter, diisi pasir, lalu dijahit hingga menyerupai bantal besar seberat sekitar 50 ton.

Di kedua sisinya akan ditancapkan cerucuk batang kelapa agar lebih kokoh. Solusi sederhana ini diharapkan mampu mengembalikan aliran air ke wilayah pertanian yang sangat membutuhkan.

“Ini solusi sementara agar air bisa mengalir kembali ke D.I Perkotaan dan Simodong. Kita kejar pola tanam petani yang sudah mulai, jangan sampai musim ini gagal lagi,” kata Alpon yang merupakan lulusan Teknik Sipil dari Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Jawa Barat.

Alumnus SMAN 1 Air Putih, Batu Bara ini juga menyampaikan harapannya agar semua pihak, baik pemerintah daerah, provinsi, maupun pusat bisa bersinergi dalam mencari solusi jangka panjang atas permasalahan ini. Keberlangsungan sektor pertanian perlu menjadi prioritas bersama.

“Kami tidak akan tinggal diam. Suara petani harus didengar, karena dari tangan mereka pangan kita terjaga,” pungkasnya.

(Fahmi Firdaus )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement