Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ini Alasan WN Malaysia Lakukan Phising Modus Fake BTS di Indonesia

Ari Sandita Murti , Jurnalis-Selasa, 24 Juni 2025 |19:23 WIB
Ini Alasan WN Malaysia Lakukan Phising Modus Fake BTS di Indonesia
Polisi menangkap WN Malaysia pelaku phising modus fake BTS (Foto: Ari Sandita/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Kasubdit IV Ditres Siber Polda Metro Jaya, AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon mengatakan, kepolisian berhasil membongkar aksi phising fake BTS yang dilakukan warga negara (WN) Malaysia, yakni OKH (53) dan CY (29) serta LW (35) yang masih berstatus buron. Apa alasan mereka memilih Indonesia untuk melancarkan aksinya?

"Pelaku (OKH dan CY) hanya berdasarkan perintah kontrak. Jadi dia diperintahkan oleh mastermind-nya (LW) orang Malaysia juga. Dia berangkat dengan kesepakatan gaji, gaji kurang lebih 10.000 ringgit perbulan," ujarnya, Selasa (24/6/2025).

Menurutnya, pelaku OKH dan CY bertemu dengan pelaku yang melakukan perencanaan, LW di tempat hiburan malam, keduanya lantas ditawari pekerjaan hingga akhirnya kedua pelaku itu mau. Keduanya berangkat ke Indonesia untuk menjalankan blasting SMS menggunakan sebuah alat yang dikirimkan pelaku utama dari Malaysia.

"Dikirim mastermind pelaku utama dari Malaysia, kemudian diinstall sendiri di mobil rental yang mereka sewa. Mereka hanya dipandu melalui video call, cuma sambung-sambungin (perangkatnya) saja," tuturnya.

Ia menerangkan, perangkat blasting SMS itu operasionalnya secara otomatis mirip dengan BTS, yang di dalamnya terdapat konten SMS. SMS itu bakal terkirim ke semua nomor handphone dalam radius perangkat fake BTS tersebut.

 

"Pelaku ini membawa perangkat yang sudah terinstal di dalam mobil, berjalan mengendarai mobil tersebut ke lokasi ramai atau padat, contohnya saat siang di pusat bisnis, perkantoran, mal, melalui alat ini dia akan memblasting pesan yang isinya berupa link phising," ujarnya.

Ia mengungkap, pesan yang seolah berasal dari bank tersebut intinya berisi agar calon korban mengecek perbankan miliknya di sebuah link lantas mengisi data diri berikut rekening hingga kartu kredit. Saat data korban masuk, pelaku yang ada di luar negeri pun mengambil alih keuangan milik korban dan mengurasnya.

"Pelaku melakukan perencanaan, terus kesepakatan semua di Malaysia. Jadi dia di Indonesia itu, dia mencari rental mobil sendiri, mencari tempat penginapan sendiri, terus dikirimkan alatnya di Indonesia, kemudian dia instal sendiri. Pelaku yang ada di luar negeri akan menggunakan segala informasi ini untuk mengambil alih akun perbankan milik korban," katanya.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement