Dia menambahkan, melalui SMS blasting, korban diarahkan mengklik link yang isinya pengisian data diri korbannya, yang mana seolah-olah itu berasal dari bank, padahal bukan.
Pelaku mengoperasikan sebuah alat blasting yang telah diinstal di sebuah mobil lantas dijalankan di area ramai, seperti di mall, pertokoan, dan pusat bisnis.
"Semua data yang diberikan, disimpan di-cloud pelaku yang berada di luar negeri. Kami sudah mendeteksi lokasi negara, tempat menyimpan data-data tersebut, kami sudah melakukan koordinasi dengan penegak hukum negara tersebut dengan menggunakan jalur police to police cooperation melalui Divhuvinter Polri,"pungkasnya.
(Fahmi Firdaus )