Dia menilai fenomena ini sebagai rendahnya kesadaran publik terhadap perbedaan antara kenyataan dan dunia digital yang bersifat “tontonan”.
“Nah jadi kita dengan dunia tontonan ini seringkali sudah kehilangan makna, kita sudah kehilangan fungsi,” pungkasnya.
(Angkasa Yudhistira)