JAKARTA – Pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama diisukan akan mengumumkan penggantinya saat berpidato di depan pertemuan besar para tokoh agama Buddha pekan ini. Langkah Dalai Lama untuk mengungkap penggantinya dikhawatirkan akan membuat marah China, yang melihat pemimpin spiritual berusia 89 tahun itu sebagai pemberontak.
Beijing memandang Dalai Lama, yang melarikan diri dari Tibet pada 1959 setelah pemberontakan yang gagal terhadap kekuasaan China, sebagai seorang separatis. China mengatakan akan memilih penggantinya di Tibet, namun Dalai Lama mengatakan penggantinya akan lahir di luar China dan mendesak para pengikutnya untuk menolak siapa pun yang dipilih oleh Beijing.
Umat Buddha Tibet percaya bahwa biksu yang tercerahkan terlahir kembali untuk meneruskan warisan spiritual mereka. Dalai Lama ke-14 akan berusia 90 tahun pada Minggu, (6/7/2025) dan mengatakan bahwa ia akan berkonsultasi dengan biksu senior dan yang lainnya saat ini untuk berbagi petunjuk tentang di mana penggantinya, laki-laki atau perempuan, dapat ditemukan setelah kematiannya.
"Sisa hidup saya akan saya dedikasikan untuk kepentingan orang lain, sebanyak mungkin, seluas mungkin," kata Dalai Lama kepada para pengikutnya pada Senin, (30/6/2025) saat mereka memanjatkan doa untuk umur panjangnya.
"Akan ada semacam kerangka kerja di mana kita dapat berbicara tentang kelanjutan lembaga Dalai Lama," katanya, tanpa merinci kerangka kerja tersebut, sebagaimana dilansir Reuters.
Sebelumnya, ia mengatakan bahwa ia mungkin bereinkarnasi di India, tempat ia tinggal dalam pengasingan di dekat kota Dharamshala di Himalaya utara. Ia diidentifikasi sebagai reinkarnasi pendahulunya saat berusia dua tahun.
Dolma Tsering Teykhang, wakil juru bicara parlemen Tibet di pengasingan di Dharamshala, mengatakan penting bagi dunia untuk mendengar langsung dari Dalai Lama mengenai masalah ini. Dia mengatakan bahwa China berusaha mempengaruhi aturan tentang reinkarnasi Dalai Lama untuk tujuan politiknya.
"Kami ingin inkarnasi Dalai Lama lahir bukan hanya demi kelangsungan hidup Tibet sebagai budaya, agama, dan bangsa yang unik, tetapi juga demi kesejahteraan seluruh umat manusia."
Thupten Ngodup, kepala peramal negara Tibet, mengatakan biasanya diskusi semacam itu tentang reinkarnasi tidak terjadi saat seorang biksu masih hidup, tetapi sekarang situasinya berbeda terutama karena "pemerintah China ikut campur".
Beijing mengatakan pada Maret bahwa Dalai Lama adalah seorang pengasingan politik yang "sama sekali tidak memiliki hak untuk mewakili rakyat Tibet". Tiongkok mengatakan bahwa mereka terbuka untuk membahas masa depannya jika dia mengakui bahwa Tibet dan Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari Tiongkok, sebuah usulan yang ditolak oleh pemerintah Tibet di pengasingan.
(Rahman Asmardika)