Pahlavi berulang kali menegaskan pentingnya kolaborasi internasional, termasuk lewat negara-negara barat untuk mendorong perubahan rezim. Ia menyatakan akan menggelar “konferensi persatuan nasional” di pengasingan dan mendesak dukungan dari Israel serta AS dalam menyusun roadmap transisi menuju sistem demokrasi sekuler.
Namun, sikap pro-Israel dan AS menuai kritik. Media kritis seperti Jacobin menyebut langkah ini terlalu condong ke narasi zionis dan neokonservatif AS, bahkan menyebutnya sebagai “avatar propaganda Israel”. Bahkan, sikapnya mewakili rakyat Iran turut dipertanyakan.
Di mata pendiri monarki dan sebagian diaspora, Pahlavi dipandang sebagai simbol harapan masa depan Iran yang demokratis. Namun, mayoritas rakyat Iran masih fokus pada keberlangsungan hidup di tengah represi rezim serta gejolak ekonomi, yang membuat ide oposisi semacam itu sulit mendapatkan dukungan luas.
Meski dalam konteks geopolitik, Pahlavi semakin mendapatkan atensi global. Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu bahkan menyebut Pahlavi sebagai sekutu potensial dalam upaya melemahkan rezim Teheran.
(Arief Setyadi )