Meskipun evakuasi dramatis ini berhasil, kondisi cuaca ekstrem di Selat Bali tetap menjadi momok bagi operasi pencarian lanjutan. Data BMKG menunjukkan cuaca berawan tebal, kecepatan angin 4–25 knot, dengan ketinggian gelombang mencapai 2,5–3,5 meter. Kecepatan arus permukaan 2,4 m/s dan visibilitas 7 km semakin menambah kompleksitas.
Eko menyatakan fokus pencarian kini diperluas hingga 25 mil laut di perairan selatan, namun pergerakan SRU udara sangat bergantung pada kondisi cuaca yang lebih kondusif.
Di tengah kendala alam yang tak berkesudahan, tim SAR gabungan juga terus mengoptimalkan upaya deteksi bawah air.
Sementara itu, Panglima Koarmada II melaporkan adanya tujuh referensi tanda-tanda fisik yang identik dengan KMP Tunu Pratama Jaya. Ini menjadi harapan besar untuk menemukan bangkai kapal.
Langkah selanjutnya adalah menurunkan ROV dari KRI Spica 934, dilanjutkan dengan fase side scan sonar oleh tim Pushidrosal.
Berbagai unsur SAR terus bersinergi dalam operasi hari keenam pencarian ini, menunjukkan komitmen penuh dalam menghadapi tantangan alam yang tidak bersahabat demi misi kemanusiaan ini.
(Arief Setyadi )