Ketika dihubungi untuk dimintai komentar, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "seperti yang berulang kali dikatakan Presiden Trump, Rusia tidak pernah berani menginvasi Ukraina saat ia menjabat. Itu hanya terjadi saat Biden menjabat."
Trump telah berulangkali mengatakan bahwa jika ia menjadi presiden, Putin tidak akan menginvasi Ukraina. Dia juga sesumbar dapat menghentikan perang di Ukraina dalam 24 jam setelah menjabat, upaya yang masih belum terlihat hasilnya lebih dari enam bulan sejak Trump mengambil sumpahnya di Gedung Putih.
Meski telah berusaha untuk memperbaiki hubungan AS dengan Rusia, Trump juga semakin kritis dengan mandeknya upaya mencapai perdamaian di Ukraina, dan mengkritik Putin atas penolakannya terhadap usulan gencatan senjata Washington.
Dirilisnya rekaman audio di mana Trump mengancam pengeboman Moskow dan Beijing berpotensi memunculkan reaksi dari China dan Rusia. Pernyataan ini juga kemungkinan akan dikaji lebih serius di kedua negara tersebut.
Rekaman audio tersebut muncul di tengah rasa frustasi Trump terhadap penolakan Rusia terkait kesepakatan damai di Ukraina. Trump telah mengeluh bahwa Putin melemparkan "banyak omong kosong" ke AS terkait konflik di Ukraina.
Pada Senin (7/7/2025), Trump telah menjanjikan pengiriman bantuan militer yang sempat terhenti untuk Ukraina. Janji itu disampaikan setelah serangan besar-besaran Rusia ke beberapa kota Ukraina termasuk Kyiv dalam beberapa hari terakhir.
(Rahman Asmardika)