Keberhasilan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor yang kuat. Kementerian Kesehatan tidak bisa bekerja sendiri, keterlibatan aktif Kemendikdasmen, Mensos, Mendagri, Komdigi, pemerintah daerah, sekolah, guru, orang tua, dan tenaga kesehatan perlu dioptimalkan. Sekolah bukan hanya lokasi pemeriksaan, tetapi juga berperan dalam edukasi, tindak lanjut hasil, dan penguatan upaya promotif-preventif.
Transparansi dan Evaluasi
Partai yang dipimpin Angela Tanoesoedibjo ini juga menyoroti pentingnya transparansi dan efektivitas anggaran. Alokasi dana harus difokuskan pada alat kesehatan, pelatihan tenaga medis, serta sistem tindak lanjut, bukan hanya pada kegiatan seremonial.
Selain itu, perlu disiapkan sistem monitoring dan evaluasi berbasis data yang tidak hanya mencatat siapa yang sudah diperiksa, tapi juga siapa yang butuh pertolongan dan sudah ditindaklanjuti.
“CKG bukan sekadar program satu kali, ini harus jadi sistem berkelanjutan. Data harus dimanfaatkan untuk rujukan medis, intervensi gizi, hingga dukungan psikologis. Di sinilah negara harus hadir secara penuh,” papar alumni S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat dan S2 Intervensi Sosial, Psikologi Terapan Universitas Indonesia ini.