Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Prabu Siliwangi, Raja Sunda yang Membangun Kesejahteraan Tanpa Perang

Avirista Midaada , Jurnalis-Selasa, 15 Juli 2025 |07:51 WIB
Prabu Siliwangi, Raja Sunda yang Membangun Kesejahteraan Tanpa Perang
Prabu Siliwangi (foto: dok ist)
A
A
A

PRABU SILIWANGI atau Sri Baduga Maharaja dikenal luas sebagai raja besar Kerajaan Pajajaran yang berhasil membawa kerajaannya menuju masa kejayaan. Di bawah kepemimpinannya, Pajajaran tidak hanya aman, tetapi juga makmur secara sosial dan ekonomi.

Keberhasilan Prabu Siliwangi dalam menciptakan stabilitas dan kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari kebijaksanaannya dalam menjaga keamanan, menjunjung tinggi nilai keagamaan, dan memperkuat struktur militernya.

Religiusitas sebagai Landasan Pemerintahan

Prabu Siliwangi dikenal sebagai raja yang religius. Kedekatannya dengan ajaran spiritual dan hukum suci menjadi fondasi utama dalam menjaga ketertiban masyarakat. Ia meyakini bahwa keseimbangan antara dunia dan akhirat merupakan kunci kedamaian rakyat dan kelangsungan kerajaan.

Dalam Prasasti Sanghyang Tapak, disebutkan bahwa siapa pun yang melanggar ketetapan kerajaan akan terkena kutukan para dewa. Ketentuan ini tidak hanya menciptakan efek jera secara spiritual, tetapi juga menyentuh kesadaran masyarakat akan pentingnya mematuhi aturan yang berlaku.

Kitab Sanghyang Siksakanda ng Karesian yang menjadi pedoman moral dan hukum di masa Prabu Siliwangi pun dikuatkan dalam tatanan pemerintahan. Salah satu ajaran dalam kitab itu berbunyi:
“Tan kreta ja laki (bi) dina urang reya ja loba di Sanghyang Siksa,” yang berarti: "Rumah tangga tidak akan tenteram bila melanggar Sanghyang Siksa.". Sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Pajajaran : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran" dikisahkan, kitab Sanghyang Siksakanda ng Karesian dipercaya Kerajaan Pajajaran sebagai kitab luhur.

 

Kitab ini menjadi pedoman luas, bukan hanya bagi para bangsawan, tetapi juga rakyat biasa, sehingga masyarakat hidup dalam keteraturan berbasis nilai-nilai luhur.

Hukum Moral dan Sosial yang Mengikat Jiwa

Uniknya, meskipun beberapa pelanggaran tidak selalu berujung pada sanksi fisik, ketentuan hukum yang berasal dari kitab tersebut sangat mengena secara batin. Kepercayaan bahwa kutukan akan datang kepada pelanggar membuat masyarakat lebih taat secara sukarela.

Sebagai raja yang diyakini memiliki karisma besar dan dianggap sebagai titisan dewa, Prabu Siliwangi menempatkan dirinya bukan sekadar pemimpin politik, tapi juga sebagai penjaga moral masyarakat Sunda.

Sistem Pertahanan yang Terorganisasi

Di bidang pertahanan, Prabu Siliwangi membangun sistem militer yang kuat dan terstruktur. Ia membentuk berbagai satuan pasukan seperti:

Bayangkara – penjaga keamanan istana

Prajurit – pasukan reguler

Pamarang – ahli pedang

Pamanah – ahli panah

 

Seluruh pasukan berada di bawah komando Hulujurit, dan dikenal memiliki kedisiplinan serta kekompakan tinggi.

Meski pada masa Sri Baduga Maharaja sendiri tidak tercatat banyak terjadi peperangan, ketangguhan pasukan Pajajaran membuat kerajaan disegani oleh banyak penguasa di Nusantara. Hal ini terbukti saat masa kepemimpinan Prabu Surawisesa, putra Prabu Siliwangi, yang melakukan 15 kali serangan dalam upaya mempertahankan wilayah Pajajaran, sebagaimana tertulis dalam Carita Parahiyangan.
 

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement