JAKARTA – Direktur Lalu Lintas Polda DIY, Kombes Yuswanto Ardi, menyampaikan bahwa tata kelola angkutan logistik saat ini masih belum sepenuhnya mengarah pada praktik yang berorientasi pada keselamatan. Hal ini berdampak langsung terhadap tingginya angka kecelakaan dan kerusakan infrastruktur jalan.
Menurutnya, fenomena Over Dimension Over Loading (ODOL) belum teratasi dengan baik. Hal ini terlihat dari masih banyaknya kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan angkutan logistik selama lima tahun terakhir.
“Data lima tahun terakhir menunjukkan sebanyak 61 kecelakaan menonjol yang melibatkan kendaraan angkutan logistik. Fenomena over dimension dan overload menjadi akar permasalahan yang belum tertangani secara optimal,” ujar Yuswanto dalam acara Simposium Nasional Polantas Menyapa, Jumat (18/7/2025).
Lebih lanjut, ia menyampaikan adanya kesenjangan antara regulasi yang berlaku dengan praktik di lapangan. Banyak pihak menilai bahwa jika aturan dijalankan secara ketat, hal tersebut akan menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan.
Untuk itu, ia mengatakan bahwa forum Simposium Nasional ini dirancang sebagai ruang dialog terbuka yang menghadirkan masukan langsung dari berbagai pemangku kepentingan. Simposium ini dilaksanakan dengan format Focus Group Discussion (FGD), baik secara langsung maupun virtual, dan diikuti oleh para Dirlantas Polda jajaran melalui Zoom Meeting.
“Tujuan Simposium adalah memberikan rekomendasi berbasis realita lapangan untuk perbaikan kebijakan tata kelola angkutan logistik nasional, serta menyusun rencana aksi bertahap (staging) yang tidak menimbulkan efek kejut sosial-ekonomi,” tuturnya.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara regulator, operator angkutan, komunitas pengguna jalan, serta aparat penegak hukum lalu lintas.
Simposium ini merupakan bagian dari program Polantas Menyapa, yaitu bentuk keterlibatan aktif Polri—khususnya fungsi lalu lintas—dalam membangun komunikasi dua arah dengan masyarakat dan pemangku kepentingan, sebagai wujud layanan publik yang inklusif dan solutif.
“Kita dorong solusi yang adaptif dan bertahap, agar perubahan menuju angkutan logistik yang berkeselamatan tidak justru mengganggu kestabilan ekonomi dan sosial,” ujar Yuswanto.
Hasil dari simposium ini diharapkan dapat melahirkan rekomendasi kebijakan yang konkret, dapat diterapkan secara nasional, dan selaras dengan visi pembangunan transportasi yang berkelanjutan.
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Kamis, 24 Juli 2025, di Wyndham Garden Yogyakarta Conference Hotel, dan akan dibuka oleh Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Agus Suryonugroho, serta menghadirkan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor transportasi dan logistik.
(Awaludin)