Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tragedi Maut Pernikahan Anak Dedi Mulyadi: Ketika Ibu Korban Harus Merelakan Anak Tercinta

Agi Ilman , Jurnalis-Sabtu, 19 Juli 2025 |07:16 WIB
Tragedi Maut Pernikahan Anak Dedi Mulyadi: Ketika Ibu Korban Harus Merelakan Anak Tercinta
Mela, ibu korban Vania Aprilia (8) (Foto: Agi Ilman/Okezone)
A
A
A

GARUT – Suasana bahagia pesta rakyat pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dengan Maula Akbar, putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berubah menjadi duka mendalam. Tiga orang tewas dalam momen sakral itu.

Orangtua Vania Aprilia (8) salah satu korban tewas merasakan kepedihan ditinggal anak kesayangannya. Bocah perempuan itu menjadi salah satu dari tiga korban jiwa dalam tragedi berdesakan saat pembagian makanan gratis di Alun-alun Garut, Jumat 18 Juli 2025. 

Di tengah keramaian ribuan orang yang memadati area acara sejak pagi, Mela, orangtua Vania, tak pernah menyangka hari itu akan menjadi perpisahan terakhir dengan putrinya. Ia sedang berjualan di sekitar lokasi saat berlangsung kejadian tragis itu.

“Saya lagi jualan, saya enggak tahu kalau anak saya posisinya lagi ngantre. Biasanya dia main sama anak pedagang lain di sana,” kata Mela.

Vania dikenal sebagai anak yang ceria dan kerap menemani ibunya berdagang di sekitar Alun-alun. Siang itu, bocah tersebut bermain sambil ikut mengantre makanan bersama anak-anak lain, namun kerumunan yang membeludak mengubah segalanya.

“Sudah banyak orang berdesakan, usianya masih 8 tahun,” ujar Mela sembari menahan tangis.

Mela baru mengetahui kondisi anaknya setelah menerima kabar bahwa Vania sudah berada di dalam ambulans. Saat ia mendekat, tubuh putrinya sudah tak bernyawa.

“Sudah dingin, sudah bengkak. Posisinya dari sini sudah meninggal,” ucapnya.

 

Bagi Mela, tragedi ini bukan hanya kehilangan, tapi luka mendalam yang akan terus membekas. “Saya enggak tahu harus bagaimana lagi. Anak saya ceria, baru 8 tahun,” ujarnya dengan suara bergetar.

Sementara itu, salah satu saksi mata, Neulis, pedagang yang juga berada di lokasi, ikut membantu mengevakuasi korban. Ia menggambarkan betapa padatnya area di sekitar Kimia Farma, tempat korban ditemukan. Meski ada petugas keamanan, ribuan orang yang memadati lokasi membuat situasi tidak terkendali.

“Banyak yang pingsan, saya bantu menolong anak-anak yang terjepit. Gerbangnya dibuka-tutup sedikit, mungkin anak itu pas gerbang dibuka, keseret,” kata Neulis.

Ia menambahkan, saat berusaha menolong, ada beberapa anak yang terlihat lemas. Salah satunya adalah Vania, yang saat diperiksa sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

“Kakak saya yang lari ambil (menolong) anak ibu ini. Pas dicek, ini sudah enggak ada,” ucap Neulis.

Tragedi ini diduga dipicu membeludaknya massa yang datang untuk mendapatkan makanan gratis. Informasi mengenai pembagian 5.000 porsi makanan tersebar luas di media sosial seperti TikTok dan menarik ribuan warga untuk hadir sejak pagi hari.

Selain Vania, korban lainnya adalah Dewi Jubaedah (61), warga Garut Kota, dan Bripka Cecep Saeful Bahri (39), anggota Bhabinkamtibmas Polsek Garut Kota yang juga meninggal dunia saat bertugas mengatur kerumunan.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement