BMKG menyebutkan bahwa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih bisa terjadi dalam sepekan ke depan, terutama di wilayah Sumatera bagian utara, Kalimantan bagian barat, Sulawesi bagian tengah, Maluku, dan Papua.
“Peningkatan curah hujan ini didukung oleh dinamika atmosfer yang aktif, yakni fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang saat ini berada di Fase 5 atau di sekitar kawasan Benua Maritim,” jelas BMKG.
Fenomena ini cenderung mengurangi potensi hujan di wilayah barat Indonesia, namun meningkatkan aktivitas konvektif (pembentukan awan hujan) di wilayah timur. Selain itu, gelombang ekuator Rossby diperkirakan aktif di sekitar Sumatera dan Kalimantan, sementara gelombang Kelvin memengaruhi wilayah timur Indonesia.
“Anomali suhu muka laut (SST) yang positif di sejumlah perairan Indonesia juga berkontribusi terhadap peningkatan kandungan uap air di atmosfer, yang memperkuat pembentukan awan hujan,” tambahnya.
BMKG mengimbau masyarakat dan instansi terkait untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Kewaspadaan ini sangat penting, terutama di daerah yang rawan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung.
(Awaludin)