Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Lebih dari 30 Lansia Tewas Setelah Banjir Besar Landa Panti Jompo China

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 01 Agustus 2025 |15:24 WIB
Lebih dari 30 Lansia Tewas Setelah Banjir Besar Landa Panti Jompo China
Ilustrasi. (Foto: X)
A
A
A

JAKARTA Banjir menewaskan 31 penghuni panti jompo di pinggiran Beijing minggu ini, kata pejabat setempat. Ini merupakan laporan korban terbaru dari bencana banjir yang melanda ibu kota China itu dalam beberapa hari terakhir.

Rekaman menunjukkan tim darurat mengarungi air setinggi dada, mencoba menyelamatkan korban yang terjebak di panti di Distrik Miyun. Banyak korban tewas dilaporkan tidak dapat bergerak.

Pejabat setempat mengakui adanya "celah dalam perencanaan tanggap darurat" dan mengatakan insiden itu merupakan pelajaran pahit yang berfungsi sebagai "peringatan".

Sebanyak 44 orang tewas dalam banjir Beijing, yang terjadi selama musim panas dengan cuaca ekstrem di seluruh China. Gelombang panas yang memecahkan rekor melanda wilayah timur awal bulan ini, sementara banjir terpisah melanda wilayah barat daya negara itu.

Sekitar 77 lansia berada di dalam panti ketika banjir melanda, menjebak sekitar 40 orang di antaranya karena ketinggian air naik hingga hampir 2 meter, menurut media China.

Fasilitas tersebut—yang terletak di Kota Taishitun—terutama merawat mereka yang cacat berat, berpenghasilan rendah, atau menerima tunjangan hidup minimal, lapor media setempat.

"Untuk waktu yang lama, wilayah pusat kota tempat panti jompo tersebut berada dianggap aman, sehingga tidak termasuk dalam cakupan evakuasi rencana," kata seorang pejabat China dalam konferensi pers pada Kamis, (31/7/2025).

"Ini menunjukkan adanya celah dalam perencanaan darurat kami. Pemahaman kami tentang cuaca ekstrem masih kurang, dan pelajaran pahit ini telah menjadi peringatan."

 

Di provinsi Hebei yang berdekatan, 16 orang tewas akibat hujan ekstrem, kata para pejabat. Di kota Chengde, delapan orang tewas, sementara 18 orang masih hilang, demikian dilansir BBC.

Beijing tidak asing dengan banjir, terutama di bulan-bulan musim panas. Salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah baru-baru ini terjadi pada Juli 2012, ketika hujan 190 mm mengguyur kota itu dalam sehari, menewaskan 79 orang.

Musim panas ini, banjir telah menimbulkan malapetaka di sebagian besar wilayah China.

Dua orang tewas dan 10 orang hilang di Provinsi Shandong awal bulan ini ketika Topan Wipha melanda China timur. Dua minggu sebelumnya, tanah longsor menewaskan tiga orang di Kota Ya'an, di barat daya negara itu.

Cuaca ekstrem, yang oleh para ahli dikaitkan dengan perubahan iklim, semakin mengancam penduduk dan perekonomian China—terutama sektor pertaniannya yang bernilai triliunan dolar.

Bencana alam pada paruh pertama tahun ini telah merugikan China sebesar 54,11 miliar yuan, kata Kementerian Manajemen Darurat China awal bulan ini. Banjir menyumbang lebih dari 90% kerugian, tambahnya.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement