Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kabinet Tolak Sanksi Israel, Menlu Belanda Caspar Veldkamp Mundur!

Awaludin , Jurnalis-Minggu, 24 Agustus 2025 |07:00 WIB
Kabinet Tolak Sanksi Israel, Menlu Belanda Caspar Veldkamp Mundur!
Menteri Luar Negeri Belanda Caspar Veldkamp (foto: AP News)
A
A
A

AMSTERDAM – Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp, mengundurkan diri setelah gagal mendapatkan dukungan kabinet untuk memberlakukan sanksi tambahan terhadap Israel terkait serangan militernya di Gaza. 

Keputusan tersebut memicu pergolakan politik yang lebih luas di Belanda, termasuk pengunduran diri menteri dan sekretaris negara lain dari partai yang sama sebagai bentuk solidaritas.

Veldkamp, anggota partai Kontrak Sosial Baru, menyatakan bahwa upayanya untuk mengambil langkah-langkah yang berarti selalu menghadapi penolakan rekan-rekannya. Ia sebelumnya telah mengusulkan larangan masuk bagi dua menteri sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich dan Itamar Ben-Gvir, terkait dugaan peran mereka dalam kekerasan terhadap warga Palestina.

Selain itu, Veldkamp mencabut tiga izin ekspor untuk komponen kapal angkatan laut, mengingat kondisi yang memburuk di Gaza dan risiko penggunaan akhir yang tidak diinginkan. Ia menyoroti serangan terhadap Kota Gaza, pembangunan permukiman E1 yang disengketakan, dan situasi di Yerusalem Timur.

"Saya juga melihat apa yang terjadi di lapangan di Gaza, serangan di Kota Gaza, dan apa yang terjadi di Tepi Barat, keputusan pembangunan permukiman E1 yang disengketakan, dan Yerusalem Timur," ujar Veldkamp seperti dikutip dari Al Jazeera, Minggu (24/8/2025).

 

Veldkamp menghadapi tekanan yang meningkat dari anggota parlemen Belanda, terutama dari oposisi, yang menuntut sanksi lebih ketat terhadap Israel. Veldkamp semakin frustrasi karena hambatan dari Jerman terkait langkah unilateral dan desakan agar Belanda tidak menunggu keputusan sanksi Uni Eropa, melainkan menjatuhkan sanksi sendiri kepada Israel.

Kepergian Veldkamp meninggalkan posisi menteri luar negeri Belanda kosong, sementara Uni Eropa tengah berupaya mengamankan jaminan keamanan untuk Ukraina dan melanjutkan perundingan dengan Amerika Serikat terkait tarif perdagangan.

Meskipun sanksi terbatas Belanda terhadap Israel, negara tersebut terus mendukung rantai pasokan jet tempur F-35 Israel.

Riset dari Gerakan Pemuda Palestina yang dibagikan kepada Al Jazeera pada bulan Juni menunjukkan, bahwa kapal-kapal yang membawa komponen F-35 sering berlabuh di pelabuhan Rotterdam, yang dioperasikan oleh perusahaan pelayaran Denmark, Maersk.

 

Jet-jet F-35 telah digunakan oleh Israel dalam serangan udara di Gaza, yang telah menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza dan menyebabkan kematian lebih dari 62.000 orang sejak Oktober 2023.

Awal pekan ini, Belanda bergabung dengan 20 negara lain dalam mengecam persetujuan Israel atas perluasan permukiman besar-besaran di Tepi Barat, menyebutnya "tidak dapat diterima dan bertentangan dengan hukum internasional".

Sementara itu, serangan militer Israel di Gaza terus berlanjut, memaksa warga sipil dari Kota Gaza ke selatan di tengah kelaparan yang semakin parah. Sebuah lembaga pemantau kelaparan global mengonfirmasi pada hari Jumat bahwa penduduk Kota Gaza dan sekitarnya secara resmi menghadapi kondisi kelaparan.

Belum ada pengganti Veldkamp yang diumumkan. Pemerintahan sementara Belanda, yang telah berkuasa sejak runtuhnya koalisi sebelumnya pada tanggal 3 Juni, diperkirakan akan tetap berkuasa hingga koalisi baru terbentuk setelah pemilihan umum pada bulan Oktober, sebuah proses yang dapat memakan waktu berbulan-bulan.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement