Gempa dirasakan dengan intensitas III MMI di beberapa wilayah, artinya getaran dirasakan sebagian orang dan benda ringan yang digantung bergoyang. Tim BPBD Sukabumi melakukan kaji cepat di wilayah terdampak. Data sementara mencatat lima KK atau 20 jiwa terdampak akibat rumahnya rusak. Kerugian material sementara yakni satu rumah rusak sedang dan empat rumah rusak ringan.
“Berdasarkan data BMKG, hingga Minggu (21/9) pukul 06.30 telah terjadi 30 kali gempa susulan. BNPB mengimbau masyarakat di Sukabumi agar tidak panik, namun tetap waspada menghadapi gempa susulan. Masyarakat juga hendaknya menyiapkan tas siaga bencana,” katanya.
Selain itu, erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, juga dilaporkan meningkat. Sejak Jumat (19/9), gunung tersebut mengalami peningkatan jumlah erupsi signifikan. Status aktivitas naik dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas). Hingga Minggu (21/9) pukul 09.00 WITA, tercatat 31 kali erupsi sejak Jumat (19/9).
“Berdasarkan keterangan PVMBG, dalam lima hingga tujuh hari terakhir, grafik tiltmeter menunjukkan tren inflasi yang jelas, artinya tubuh gunung mengalami penggembungan akibat suplai magma baru. Pola ini mengindikasikan migrasi magma ke kedalaman lebih dangkal, sehingga potensi erupsi eksplosif masih ada,” imbuhnya.
Akibat erupsi ini, otoritas penerbangan menutup tiga bandara pada Sabtu (20/9), yaitu Bandara Gewayantana Larantuka (Flores Timur), Bandara Frans Seda Maumere (Sikka), dan Bandara Haji Hasan Aroeboesman (Ende). Masyarakat serta wisatawan diminta tidak beraktivitas dalam radius 6 km dan sektoral barat daya–timur laut 7 km dari pusat erupsi, serta tetap tenang dan mengikuti arahan pemerintah daerah.
(Awaludin)