BEKASI – CK alias Kece, pelaku penganiayaan terhadap seorang kurir ekspedisi di Kota Bekasi, Jawa Barat menyerahkan diri ke pihak kepolisian.
“Tersangka penganiayaan kurir J&T atas nama CK alias Kece menyerahkan diri ke Polres Metro Bekasi Kota pada tanggal 28 September 2025 sekitar pukul 04.00 WIB,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Braiel Arnold Rondonuwu, Minggu (28/9/2025).
Arnold menjelaskan pelaku sempat melarikan diri ke wilayah Tangerang setelah mengetahui dirinya diburu polisi. "Karena mengetahui sedang diburu oleh Tim Buser Sat Reskrim Bekasi Kota dan diimbau untuk menyerahkan diri setelah sempat melarikan diri ke daerah Tangerang Kota," ujarnya.
Adapun kejadian berujung pembacokan ini dialami oleh seorang kurir bernama Irsyad Dulanam (26). Ia saat itu hendak mengantar paket Cash On Delivery (COD) ke Perumahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi pada Jumat 26 September siang.
Setelah berada di rumah pelaku berinisial K, Irsyad lantas menagih pembayaran paket tersebut. Namun, K saat itu tidak memegang uang tunai dan meminta pembayarannya diselesaikan melalui transfer.
Irsyad kemudian menawarkan alternatif lain kepada K. Namun, tawaran Irsyad itu justru membuat K tersinggung.
"Dia (K) minta transfer, kan. Saya tawarkan pembayaran ke QRIS, tapi dia nggak mau. Dia marah-marah. Karena marah-marahnya, dia merasa terhina karena dikiranya transfernya lama. Nah, setelah itu dia mulai marah-marah, kita cekcok lah," ujarnya.
Korban meminta kepada K agar transaksi paket itu diselesaikan saat itu juga. Namun, yang membuatnya kaget, pelaku justru masuk ke dalam rumah dan keluar membawa senjata tajam.
"Karena saya minta transfernya sekarang, nggak nanti. Nah, setelah itu dia baru mengambil sajam, mandau itu. Lalu dia arahin ke saya," ucapnya.
"Iya, luka di tangan sama di perut di sini," sambungnya.
Menurut Irsyad, transaksi paket dengan pelaku juga pernah ia alami sebelumnya. Saat itu, K mentransfer uang paket kepada korban, namun tak kunjung masuk ke rekening Irsyad.
"Iya, dia (sebelumnya) pernah pesan paket, tetapi transfernya lama, besoknya baru ditransfer. Kan ditransfer (tapi nggak masuk), (besoknya) malah saya minta lagi, saya nagih lagi, dikasih cash. Karena pengalaman itu saya akhirnya minta transfernya sekarang," tuturnya.
Berbekal pengalaman pada saat transaksi sebelumnya itulah, yang membuat korban meminta agar pembayaran dilakukan saat itu juga. Padahal, nominal paket COD itu hanya Rp30.000.
"Saya cekcok satu jam, terus akhirnya saya kena luka sini. Baru akhirnya anaknya transfer," pungkasnya.
(Arief Setyadi )