TEL AVIV – Renaz Ebrahimi, seorang jurnalis Finlandia yang ditahan oleh pasukan Israel saat mencegat kapal bantuan Gaza Flotilla, dilaporkan telah memulai mogok makan. Aksi ini diumumkan dalam pernyataan oleh gerakan aktivis Global Sumud Flotilla.
Gerakan tersebut melaporkan bahwa Ebrahimi, bersama dengan peserta yang ditahan lainnya, melakukan protes terhadap perlakuan buruk yang mereka terima dalam tahanan Israel.
Israel mencegat konvoi 42 kapal yang membawa lebih dari 450 aktivis dari belasan negara tersebut awal pekan ini. Mereka berusaha menerobos blokade laut yang diberlakukan di Gaza. Enam warga negara Finlandia termasuk di antara mereka yang ditangkap.
Seperti dilansir helsinkitimes, Senin (6/10/2025), Global Movement to Gaza, selaku pihak yang mengorganisir misi tersebut, menuduh para tahanan tidak diberi akses ke air bersih, makanan, obat-obatan penting, dan penasihat hukum.
Menurut kelompok itu, beberapa tahanan menjadi sasaran penganiayaan fisik, termasuk ditutup matanya, diborgol, dan dalam beberapa kasus, dipermalukan dengan dipaksa melepas pakaian keagamaan seperti hijab.
Ebrahimi dilaporkan termasuk di antara puluhan aktivis yang melakukan mogok makan. Global Sumud mengatakan protes ini bertujuan menarik perhatian terhadap krisis kemanusiaan di Gaza dan dampak blokade terhadap populasi sipil.
Menurut gerakan tersebut, mereka yang ditangkap tidak diizinkan menghubungi keluarga. Akses hukum juga dibatasi. Kelompok tersebut mengatakan tahanan wanita termasuk di antara mereka yang dipaksa melepaskan pakaian keagamaan saat digeledah.
Di antara tokoh-tokoh terkenal yang ditahan adalah aktivis iklim Greta Thunberg. Banyak aktivis menuduh Thunberg dianiaya, termasuk diseret, dibungkus bendera Israel, dan diarak oleh penjaga.
Jurnalis Turki Ersin Celik mengatakan ia menyaksikan peristiwa yang melibatkan Thunberg. Peserta dari Malaysia dan Amerika mengonfirmasi cerita serupa.
Jurnalis Italia Saverio Tommasi, yang juga dideportasi, mengatakan tahanan diejek, dilarang mendapat obat-obatan, dan diperlakukan "seperti monyet". Ia menuduh para penjaga melakukan ejekan dan pelecehan.
Jurnalis Italia lainnya, Lorenzo D’Agostino, mengatakan pasukan Israel mengarahkan senjata ke tahanan, mencuri barang-barang mereka, dan menggunakan anjing untuk intimidasi. Ia menyebut mereka dipaksa berlutut selama empat jam dengan tangan diikat ritsleting.
(Fetra Hariandja)