Sebagai tuan rumah KTT Perempuan, Beijing dinilai perlu menunjukkan tindakan nyata atas komitmen tahun 1995, bukan sekadar retorika politik. Pengamat menilai rekam jejak pemerintah China — mulai dari pembatasan ruang gerak aktivis hingga lemahnya perlindungan hak reproduksi — menunjukkan tantangan besar bagi kesetaraan gender di negara tersebut.
KTT ini menjadi momentum bagi komunitas internasional untuk menilai apakah langkah-langkah yang diambil sejalan dengan janji yang pernah dibuat tiga dekade lalu.
(Rahman Asmardika)