Al Jazeera memperoleh salinan ketentuan perjanjian tersebut, yang menyerukan Hamas untuk menyerahkan tawanan Israel dalam waktu 72 jam tanpa perayaan publik atau upacara media apa pun.
Kesepakatan itu juga akan memastikan setidaknya 600 truk bantuan mencapai Gaza setiap hari, serta rehabilitasi stasiun air dan pembangunan kamp-kamp untuk melindungi warga di daerah kantong tersebut.
Puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi memulai perjalanan mereka ke rumah-rumah mereka di utara wilayah tersebut pada Jumat ketika militer Israel mulai menarik diri dari wilayah pesisir.
Pertahanan Sipil Palestina mengatakan telah mengevakuasi 63 jenazah dari jalan-jalan Kota Gaza setelah gencatan senjata mulai berlaku pada Jumat. Ribuan warga Palestina masih hilang di tengah kesulitan dalam mengevakuasi korban dari bawah reruntuhan dan mencapai wilayah-wilayah yang dikuasai militer Israel.
Al Jazeera melaporkan kehancuran yang hampir total di Kota Gaza setelah berminggu-minggu pengeboman Israel yang intens.
“Dalam perjalanan ke Kota Gaza, saat kami mendekati pintu masuk utama di jalan pesisir, keadaan sudah tidak dapat dikenali lagi karena kerusakan dan kehancuran yang sangat parah di banyak bangunan,” kata lapor jurnalis Al Jazeera, Hani Mahmoud.
“Selama perjalanan pengungsian kami, ketika kami meninggalkan kota, kami menghitung 15 bangunan, baik sebagian masih berdiri maupun utuh, yang dihuni oleh beberapa keluarga pengungsi. Dalam perjalanan pulang, kami tidak melihat mereka.”
Kemudian pada hari Jumat, Kantor Media Pemerintah Gaza menekankan perlunya rencana rekonstruksi yang komprehensif untuk wilayah tersebut.
Fase pertama perjanjian tersebut mengharuskan masuknya peralatan untuk membersihkan puing-puing – sebuah langkah awal menuju rekonstruksi.