Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Warga Gaza saat Ditahan Israel, Ibaratkan Kuburan Orang Hidup

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Kamis, 16 Oktober 2025 |08:49 WIB
Kisah Warga Gaza saat Ditahan Israel, Ibaratkan Kuburan Orang Hidup
Kisah Warga Gaza saat Ditahan Israel, Ibaratkan Kuburan Orang Hidup (Reuters)
A
A
A

GAZA - Warga Gaza, Palestina, mengungkapkan pengalamannya selama ditahan di penjara Israel. Ia mengibaratkannya sebagai kuburan bagi yang hidup. 

1. Kuburan Orang Hidup

Abu Sido mengatakan ia dipukuli dengan kejam, diborgol, ditutup matanya, dan dipaksa berlutut dalam waktu lama selama ditahan. Pergelangan tangannya tampak lecet saat bertemu dengan Reuters, yang menurutnya disebabkan belenggu tersebut. Reuters tidak dapat memverifikasi detail ceritanya secara independen.

Abu Sido mengibaratkan penjara sebagai kuburan bagi mereka yang bernyawa.

"Kuburan orang hidup. Ketika saya kembali ke Gaza, rasanya seperti jiwa saya kembali ke tubuh saya. Tetapi ketika saya melihat kehancuran..., bagaimana saya bisa memulai lagi?" katanya melansir Reuters, Kamis (15/10/2025).

Saat berada di penjara, ia juga diberitahu kabar buruk dari para penjaga. Mereka mengatakan bahwa istri dan kedua anaknya telah terbunuh.

"Saya histeris," kata fotografer Palestina asal Gaza itu.

Baru setelah dibebaskan pada Senin, bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi AS antara Hamas dan Israel yang menghentikan perang selama dua tahun, ia menemukan orang-orang yang dicintainya masih hidup.

Istrinya, Hanaa Bahlul, berlari menyusuri lorong rumah keluarganya di Khan Younis dan melompat ke pelukannya. Ia memutar-mutar Hanaa di udara saat mereka berpelukan erat. Abu Sido mencium pipi anak-anaknya berulang kali, bergumam "cintaku" sambil menggendong putri dan putra yang ia pikir tak akan pernah ia temui lagi.

“Saya mendengar suaranya, saya mendengar suara anak-anak saya, saya tercengang, tak terlukiskan, mereka hidup. Saya melihat istri dan anak-anak saya hidup. Bayangkan di tengah kematian - hidup,” katanya.

Abu Sido, seorang jurnalis foto, mengatakan ia ditahan di Rumah Sakit Shifa di Jalur Gaza utara pada 18 Maret 2024.

 

Ia termasuk di antara 1.700 warga Palestina yang ditahan oleh pasukan Israel selama perang yang menghancurkan di Gaza dan dibebaskan pada Senin. Ia dibebaskan bersama 250 tahanan yang dihukum atau dicurigai terlibat dalam serangan mematikan, dengan imbalan 20 sandera Israel yang ditahan oleh Hamas sejak serangan lintas perbatasan Oktober 2023.

Ia pertama kali ditahan di kamp tahanan militer Sde Teiman Israel. Ia kemudian dipindahkan ke kamp militer Ofer—yang berada di Tepi Barat yang diduduki Israel. Id kemudian kemudian dipindah ke penjara Ketziot di Israel, menurut istrinya.

Bahlul mengatakan Abu Sido ditangkap hanya karena menjadi "seorang jurnalis untuk sebuah lembaga Palestina".

2. Israel Bantah

Seorang juru bicara Dinas Penjara Israel mengklaim semua narapidana ditahan sesuai prosedur hukum dan hak-hak mereka ditegakkan. 

"Kami tidak mengetahui klaim yang dijelaskan, dan sepengetahuan kami, tidak ada insiden semacam itu yang terjadi di bawah tanggung jawab IPS," kata juru bicara tersebut.

Sementara itu, Amany Srahneh dari Masyarakat Tahanan Palestina mengatakan kondisi para tahanan Palestina memburuk drastis setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dengan laporan kekerasan seksual, pemukulan, penolakan pengobatan, dan kekurangan makanan.
Ia mengatakan kondisi bahkan lebih buruk bagi warga Palestina Gaza yang ditahan di tahanan militer.


 

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement