Menurut Mahfud, proyek kereta cepat di China hanya menghabiskan anggaran sekitar 17 juta dolar AS per kilometer (km), sedangkan di Indonesia biaya pembangunan mencapai 52 juta dolar AS per km.
KPK sempat merespons pernyataan Mahfud tersebut dengan meminta agar yang bersangkutan melaporkan dugaan itu secara resmi ke lembaga antikorupsi. Namun, Mahfud menolak untuk melapor dan justru meminta KPK langsung menindaklanjuti informasi tersebut.
“Agak aneh ini, KPK meminta saya melapor tentang dugaan mark-up Whoosh. Dalam hukum pidana, jika ada informasi tentang dugaan peristiwa pidana, mestinya aparat penegak hukum langsung menyelidiki, bukan minta laporan. Bisa juga memanggil sumber info untuk dimintai keterangan,” ujar Mahfud melalui akun X (Twitter)-nya, @mohmahfudmd, Sabtu (18/10/2025).
(Awaludin)