JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah melakukan penyelidikan terkait dugaan mark-up proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB), atau yang dikenal dengan nama Whoosh.
Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu.
“Saat ini sudah pada tahap penyelidikan,” kata Asep, Senin (27/10/2025).
Asep belum menjelaskan lebih lanjut mengenai detail penyelidikan tersebut, termasuk kapan proses itu dimulai dan pihak-pihak yang telah dimintai keterangan.
Sebelumnya, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkap adanya dugaan mark-up dalam proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung. Ia menyebut, pembengkakan biaya proyek mencapai hingga tiga kali lipat dibandingkan proyek serupa di China.
Menurut Mahfud, proyek kereta cepat di China hanya menghabiskan anggaran sekitar 17 juta dolar AS per kilometer (km), sedangkan di Indonesia biaya pembangunan mencapai 52 juta dolar AS per km.
KPK sempat merespons pernyataan Mahfud tersebut dengan meminta agar yang bersangkutan melaporkan dugaan itu secara resmi ke lembaga antikorupsi. Namun, Mahfud menolak untuk melapor dan justru meminta KPK langsung menindaklanjuti informasi tersebut.
“Agak aneh ini, KPK meminta saya melapor tentang dugaan mark-up Whoosh. Dalam hukum pidana, jika ada informasi tentang dugaan peristiwa pidana, mestinya aparat penegak hukum langsung menyelidiki, bukan minta laporan. Bisa juga memanggil sumber info untuk dimintai keterangan,” ujar Mahfud melalui akun X (Twitter)-nya, @mohmahfudmd, Sabtu (18/10/2025).
(Awaludin)