Pada Sabtu lalu, Trump menulis di platform media sosialnya, Truth Social, bahwa jika pemerintah Nigeria "terus membiarkan pembunuhan umat Kristen," Washington akan segera memotong semua bantuan. Ia bahkan mengancam bahwa AS dapat "masuk ke negara yang kini dipermalukan itu, dengan 'senjata menyala-nyala'."
Pernyataan Trump menggemakan retorika dari anggota parlemen sayap kanan yang menggambarkan konflik kekerasan di Nigeria sebagai serangan terhadap umat Kristen. Namun, sebagian besar pakar mengatakan pandangan ini terlalu menyederhanakan situasi, karena konflik tersebut berasal dari berbagai faktor di luar agama.
Nigeria memiliki populasi sekitar 220 juta jiwa. Sekitar separuh populasi adalah Muslim, 45 persen Kristen, dan sisanya mengikuti kepercayaan tradisional.
(Fetra Hariandja)