Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cegah Banjir, Pramono Siapkan Operasi Modifikasi Cuaca hingga Akhir November

Muhammad Refi Sandi , Jurnalis-Rabu, 05 November 2025 |00:30 WIB
Cegah Banjir, Pramono Siapkan Operasi Modifikasi Cuaca hingga Akhir November
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, secara serius melakukan mitigasi terhadap potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan melanda Jakarta dan sekitarnya hingga Februari 2026 mendatang. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor.

Sebagai langkah mitigasi awal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah langit Jakarta dan Jawa Barat yang telah dimulai sejak 23 Oktober lalu.

Pramono memastikan bahwa anggaran OMC masih mencukupi untuk 25 hari ke depan.

“Masih ada. Jadi anggarannya masih ada untuk 25 hari. Pokoknya untuk 25 hari,” kata Pramono di Ruang Limpah Sungai (RLS) Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (4/11/2025).

Ia menambahkan, operasi OMC akan difokuskan pada 5–10 November 2025, periode yang diprediksi mengalami curah hujan tinggi hingga ekstrem.

“Operasi Modifikasi Cuaca bersama pemerintah pusat dari tanggal 5–10 November 2025 dilakukan agar curah hujan dapat dikelola dengan baik,” ujarnya.

 

Lebih lanjut, Pramono meminta seluruh pasukan gabungan untuk meningkatkan komunikasi, pemantauan, dan penyebaran informasi kepada masyarakat terkait potensi bencana yang mungkin timbul.

“Kepada seluruh jajaran wilayah dan satgas lapangan, agar meningkatkan komunikasi, pemantauan, dan kecepatan informasi kepada warga di wilayah masing-masing,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyebut sekitar 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara dengan 306 zona musim telah memasuki musim hujan, dengan puncak hujan diperkirakan terjadi pada November 2025 hingga Februari 2026.

“Wilayah yang telah memasuki musim hujan mencakup sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, serta sebagian Pulau Papua,” ujar Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Sabtu (1/11).

 

Ia menambahkan, puncak musim hujan kali ini lebih panjang dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Puncak musim hujan di Indonesia tahun ini dimulai sejak awal November 2025 hingga Februari 2026, relatif lebih signifikan dibanding tahun sebelumnya yang biasanya hanya berlangsung Desember–Januari atau Januari–Februari,” tambahnya.

Dwikorita menjelaskan bahwa pola pergerakan puncak musim hujan terjadi dari barat ke timur Indonesia, sehingga tidak berlangsung serentak di seluruh wilayah.

“Dengan pola umum dari barat ke timur, puncak musim hujan dimulai di wilayah barat pada November–Desember, lalu berlanjut ke Indonesia bagian tengah hingga timur pada Januari–Februari,” jelasnya.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement