Kalmaegi menumpahkan curah hujan yang setara dengan curah hujan satu bulan di pulau itu hanya dalam 24 jam, mengirimkan semburan lumpur dan puing-puing menuruni lereng gunung dan masuk ke wilayah perkotaan.
Para korban selamat yang terkejut dan berhasil mencapai dataran tinggi menyaksikan bus-bus dan kontainer pengiriman terombang-ambing oleh derasnya banjir.
Badai telah menyapu bersih seluruh permukiman di distrik-distrik miskin, dengan bahan bangunan yang lebih rapuh.
Warga kini telah memulai tugas berat membersihkan lapisan lumpur tebal, dan memilah-milah puing-puing untuk mencari barang-barang yang masih bisa digunakan.
Kamis pagi, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. mengumumkan keadaan darurat, yang ambang batasnya mencakup korban jiwa massal, kerusakan properti yang parah, dan gangguan terhadap mata pencaharian serta cara hidup normal masyarakat di daerah terdampak.
(Rahman Asmardika)