Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Raja Judi Online Diekstradisi ke China, Ini Tampangnya!

Arief Setyadi , Jurnalis-Jum'at, 14 November 2025 |01:10 WIB
Raja Judi Online Diekstradisi ke China, Ini Tampangnya!
Raja judi She Zhijiang (Foto: Reuters)
A
A
A

BANGKOK - Raja judi online She Zhijiang (43) diekstradisi ke China dari Bangkok, Thailand pada Rabu 12 November 2025, kata kepolisian Thailand. Ekstradisi dilakukan berdasarkan perintah yang dikeluarkan pengadilan Thailand awal pekan ini.

She Zhijiang, warga negara China yang juga memegang paspor Kamboja sebelumnya ditangkap kepolisian Thailand pada Agustus 2022. Penangkapannya berdasarkan surat perintah internasional dan red notice Interpol yang diminta Beijing dengan tuduhan menjalankan operasi judi online ilegal.

Pengadilan pidana Thailand memerintahkan ekstradisinya pada Mei 2024 dan pengadilan lain menguatkan keputusan tersebut pada Senin lalu setelah banding dari tim hukum She. "Pihak Tiongkok telah meminta tersangka ini, yang merupakan prioritas tinggi bagi Tiongkok," ujar Letnan Jenderal Polisi Jirabhop Bhuridej, seorang asisten komisaris jenderal, melansir Reuters.

Dia akan diekstradisi ke China untuk diadili atas tuduhan mengoperasikan kasino dan situs web perjudian ilegal. Selain itu, menggunakan Myanmar sebagai basis untuk operasi ilegal ini dan untuk mencuci uang, menurut pernyataan kepolisian Thailand.

China telah mengirimkan pesawat untuk menjemput She di Bandara Suvarnabhumi Bangkok. Selain itu, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak berwenang Thailand atas penanganan kasus ini.

"Ini menunjukkan tingginya tingkat kerja sama kita," ujar Zhao Mengtao, seorang konselor di Kedutaan Besar Tiongkok di Bangkok.

Kedua negara akan memperkuat kerja sama mereka dalam menangani kejahatan terorganisir seperti perjudian daring dan penipuan siber, tambah Zhao. Menanggapi ekstradisi tersebut, pengacaranya, Sanya Eadjongdee, menyebut proses tersebut "tidak lazim", tetapi ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Ia mengatakan bahwa Zhao terus membantah melakukan kesalahan apa pun.

Pada saat penangkapannya, Zhao memimpin kerajaan perjudian yang mencakup kompleks kasino, hiburan, dan pariwisata senilai USD15 miliar bernama Shwe Kokko di perbatasan Thailand-Myanmar.

Departemen Keuangan AS pada bulan September menjatuhkan sanksi kepada sembilan perusahaan dan individu yang terkait dengan Shwe Kokko karena hubungan mereka dengan jaringan penipuan dan perdagangan manusia regional.

Wilayah perbatasan antara Thailand, Myanmar, Laos, dan Kamboja telah menjadi pusat penipuan daring sejak pandemi Covid-19 dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan miliaran dolar telah diperoleh dari perdagangan manusia terhadap ratusan ribu orang yang dipaksa bekerja di kompleks-kompleks ini.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement