BERLIN – Jerman akan membiayai paket senjata senilai 150 juta euro untuk Ukraina melalui inisiatif Prioritised Ukraine Requirements List (PURL). Rencana ini disampaikan Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius.
Inisiatif PURL diluncurkan pada Juli oleh Sekjen NATO, Mark Rutte dan Presiden AS Donald Trump. Skema ini muncul menyusul kritik dari Gedung Putih bahwa Eropa perlu mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk keamanan Ukraina.
Pengaturan keuangan baru ini melibatkan 17 sekutu untuk membeli senjata buatan AS yang kemudian dialihkan ke Ukraina. Tujuannya adalah memastikan aliran dukungan mematikan (lethal) dan tidak mematikan, termasuk pertahanan udara yang dapat diprediksi.
PURL dianggap kunci mewujudkan komitmen Eropa dan Kanada dalam memikul bagian terbesar dari beban keamanan Ukraina. Apalagi Ukraina terus mempertahankan diri dari invasi skala penuh Rusia.
Data terbaru dari Kiel Institute Jerman menunjukkan bantuan militer Barat ke Ukraina turun sebesar 43 persen pada Juli dan Agustus, dibandingkan dengan paruh pertama tahun ini. Lembaga tersebut melacak dukungan pertahanan dan keuangan untuk Kyiv.
Melalui unggahan di Instagram, Pistorius mengatakan parlemen Jerman menyetujui rancangan anggaran tahun 2026 yang mencakup 11,5 miliar euro sebagai dukungan untuk Ukraina pada tahun depan. Artinya ada peningkatan sebesar 3 miliar euro.
Sistem senjata yang dibeli dari AS melalui inisiatif ini termasuk sistem pertahanan udara dan rudal Patriot. Namun, Pistorius tidak berkomentar mengenai apakah Jerman juga akan memasok rudal jelajah Taurus kepada Ukraina.
Pistorius mengatakan tujuan Putin menggempur jaringan energi Ukraina adalah untuk membuat musim dingin menjadi sangat sulit bagi warga Ukraina. Jerman tetap siap untuk memimpin dalam mendukung Kyiv.
"Ukraina dapat terus mengandalkan kami," tegas Pistorius seperti dilansir euronews, Sabtu (15/11/2025). Pistorius juga menyatakan Jerman akan terus berinvestasi dalam industri pertahanan Ukraina.
Selain keamanan Ukraina, peperangan hibrida (hybrid warfare) menjadi topik lain dalam pembicaraan tersebut. "Rusia sedang mencoba menggoyahkan dan menakut-nakuti masyarakat kita," kata Pistorius.
Bandara di Eropa bahkan harus dievakuasi dan ditutup beberapa kali karena penerbangan drone liar.
(Fetra Hariandja)