“Jelas bagi kami bahwa Al‑Majd adalah kedok bagi negara Israel dan intelijen Israel, dan merupakan proyek untuk membantu pembersihan etnis di Gaza,” ujarnya, sebagaimana dilansir MEE.
Pernyataan Jeenah muncul setelah seorang pejabat militer Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Associated Press bahwa Israel telah membantu memfasilitasi pemindahan warga Palestina dari Gaza ke perlintasan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) di Israel selatan sebelum mereka dibawa ke Bandara Ramon, tempat mereka menaiki penerbangan yang membawa mereka pertama ke Nairobi, kemudian Johannesburg.
Sarah Oosthuizen, aktivis lain yang tergabung dalam kolektif pendamping warga Palestina di Johannesburg, mengatakan kepada MEE bahwa boarding pass penumpang menunjukkan berbagai tujuan, dari India hingga Malaysia dan Indonesia. “Jadi, tidak ada alasan bagi para penumpang untuk benar-benar tahu ke mana mereka akan pergi,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa hal itu “tampaknya merupakan bentuk perdagangan manusia.”
Menurut situs webnya, Al‑Majd Europe dibentuk pada 2010, konon terdaftar di Jerman dengan kantor pusat di Yerusalem. Kelompok ini menyatakan menawarkan evakuasi kemanusiaan, distribusi makanan darurat, dan program bantuan medis.
“Kami berspesialisasi dalam menyediakan bantuan dan upaya penyelamatan bagi komunitas Muslim di zona konflik dan perang,” demikian pernyataan kelompok tersebut di situsnya.
“Ini termasuk memfasilitasi akses pasien ke perawatan medis kritis, mengamankan perjalanan ke luar negeri untuk perawatan, dan memastikan keluarga mereka mendampingi selama perawatan,” tambahnya.