JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan metode menggali informasi dari saksi yang menutup diri untuk memberikan keterangan secara gamblang.
Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menyatakan pihaknya sebelum memeriksa akan melakukan profiling terhadap saksi. “Kita profiling dulu orangnya, kita lihat dulu, ini siapa nih yang mau diperiksa hari ini, ‘oh si A misalkan’, kita lihat dulu,” kata Asep dalam diskusi di Bogor, Selasa (18/11/2025).
Asep melanjutkan, saksi yang tiba di ruang pemeriksaan juga tidak langsung ditanya materi. Mayoritas, mereka akan diajak mengobrol terlebih dahulu agar lebih rileks.
“Kita ngobrol dulu, ice breaking lah,” ujarnya.
Menurut Asep, obrolan tersebut akan mengarah pada hasil profiling yang telah dilakukan, di antaranya terkait hobi hingga keluarganya. “Ngobrol dulu, cerita-cerita tentang keluarganya, cerita tentang hobinya, cerita tentang segala macam,” ucapnya.
Selain itu, penyidik juga akan menggunakan bahasa daerah asal dari saksi yang diperiksa. “Dia lahir di Jawa, ya kita ngobrol pakai bahasa Jawa, ‘gimana, mbak, atau pak, piye kabare?’ seperti itu. ‘Saking pundi Pak asline?’, seperti itu,” tuturnya.
Asep menambahkan, urutan pertanyaan akan dilakukan berdasarkan informasi kesalahan utama. “Cari dulu kesalahan yang utamanya, set kita tunjukin salahnya, ‘Ini, Pak, Bapak salahnya di sini’, gitu. Jadi setelah itu biasanya dia enggak tahu karena ini sudah salahnya, baru berikutnya lebih memudahkan kepada kita,” ujarnya.
(Arief Setyadi )