JAKARTA — Jumlah korban tewas akibat bentrokan perbatasan antara Thailand dan Kamboja meningkat menjadi 96 orang pada Kamis (25/12/2025). Konflik memasuki hari ke-18 sementara kedua negara melakukan pembicaraan mengenai gencatan senjata.
Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan militer Thailand melakukan serangan artileri di sebuah desa di Provinsi Banteay Meanchey pada Kamis pagi, yang mengakibatkan kematian seorang warga sipil Kamboja, menurut kantor berita milik negara, Agence Kampuchea Presse.
Majelis Nasional Kamboja mengeluarkan petisi keras yang mengutuk apa yang digambarkan sebagai “invasi brutal dan tidak manusiawi” Thailand, menurut kantor berita tersebut.
Tentara Thailand mengatakan bahwa Kamboja menembakkan roket BM-21 ke sebuah desa yang terletak di Provinsi Sa Kaeo, Thailand, menyebabkan kerusakan luas pada infrastruktur sipil, menurut harian The Nation Thailand.
Pihak berwenang Thailand mengatakan 23 tentara Thailand dan satu warga sipil telah tewas dalam pertempuran tersebut, serta menambahkan bahwa 41 warga sipil lainnya tewas sebagai “dampak sampingan.”
Kementerian Dalam Negeri Kamboja mengatakan 31 warga sipil Kamboja tewas, demikian dilansir Anadolu.
Hampir satu juta orang telah mengungsi di kedua sisi sejak bentrokan kembali terjadi pada 8 Desember.
Kementerian Dalam Negeri Kamboja mengatakan bahwa hampir 610.000 orang dari negara itu mengungsi akibat bentrokan yang sedang berlangsung, menurut Agence Kampuchea Presse.
Saat ini, lebih dari 150.000 orang masih mengungsi di sisi Thailand, menurut Kementerian Pertahanan dan Luar Negeri, sementara militer sebelumnya melaporkan bahwa sekitar 400.000 orang mengungsi.
Pembicaraan militer antara Thailand dan Kamboja kemungkinan akan berlanjut sepanjang minggu setelah kedua negara memulai pembicaraan di Provinsi Chanthaburi, Thailand, pada Rabu, menurut situs berita Thai Enquirer.
Kedua pihak akan mengadakan pertemuan Komite Perbatasan Umum penuh pada Sabtu (27/12/2025), yang dipimpin bersama oleh menteri pertahanan kedua negara.
Jika pembicaraan tidak menghasilkan kesepakatan mengenai kerangka kerja teknis utama, Bangkok menyatakan tidak akan melanjutkan pertemuan atau menandatangani perjanjian apa pun.
(Rahman Asmardika)