Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hari Ini Pengungsi Lumpur Tinggalkan PBP

Abdul Rouf , Jurnalis-Kamis, 14 Mei 2009 |18:25 WIB
Hari Ini Pengungsi Lumpur Tinggalkan PBP
A
A
A

SIDOARJO - Lebih dari dua tahun tinggal di Pasar Baru Porong (PBP), pengungsi korban Lumpur Kamis (14/5/2009) ini akhirnya pindah. Sedangkan Jumat 15 Mei besok, sebagian dari mereka akan menempati barak-barak yang dibangun di Desa Kedungsolok, Kecamatan Porong.

Sebagian lagi pengungsi korban Lumpur yang tergabung dalam Paguyuban Warga Renokenongo Korban Lapindo (Pagar Rekorlab) ini akan tinggal di rumah kontrakan. "Bagi pengungsi yang tidak mempunyai rumah kontrakan sudah kami sediakan rumah semi permanen," ujar Koordinator Pagar Rekorlab, Sunarto, saat dihubungi wartawan, Kamis (14/5/2009).

Kepindahan pengungsi dari PBP, sesuai kesepakatan 15 Mei. Sehingga pengungsi sudah mulai mengangkut barang-barangnya dari pasar. Sebagian barang-barang mereka beberapa hari terakhir sudah dipindah.

Barak yang dibangun di lahan yang nantinya digunakan sebagai tempat tinggal pengungsi itu sebanyak 160 rumah semi permanen. Sebelumnya, mereka bersama aparat dari Kodim 0816 Sidoarjo beserta jajarannya sudah membangun rumah sementara di lokasi relokasi mandiri Desa Kedungsolo, Kecamatan Porong itu.

Pengungsi berharap dalam waktu dekat sudah ada pihak ketiga yang mau membangun rumah mereka dan pengungsi bisa mengangsur. "Sudah ada tawaran yang difasilitasi Bupati Sidoarjo dan Gubernur dengan REI (Real Estate Indonesia) Jatim, untuk membangun rumah bagi kami dan nantinya kami mengangsur. Tapi masih kita konkritkan lagi," tandas Sunarto.

Di areal relokasi mandiri seluas sekira 10 hektare sebenarnya belum seluruhnya terbangun rumah sementara. Sedangkan rumah permanen juga belum dilakukan pembangunan. Hanya beberapa hektare saja yang sudah diuruk.

Bupati Sidoarjo Win Hendrarso, mengatakan pihaknya dan gubernur memfasilitasi agar ada pihak ketiga yang membangun rumah untuk pengungsi. "Kami ingin kehidupan pengungsi lebih baik lagi dari sekarang, terutama masalah rumah," tandasnya.

Selain memfasilitasi dengan pihak ketiga (REI), bupati dan gubernur juga akan memfasilitasi agar nantinya PT Minarak Lapindo Jaya (Minarak) ikut andil. "Paling tidak terkait angsuran rumah, kan pengungsi belum mendapatkan 80 persen itu yang diharapkan ada titik temu dengan Minarak," tandas Win Hendrarso.

Seperti diketahui, awalnya pengungsi yang tinggal di PBP minta dibayar tunai 100 persen dan menolak pembayaran secara cash and carry yang dicicil setelah 20 persen kemudian 80 persen. Namun karena tuntutannya tidak direspons oleh Lapindo Brantas Inc, akhirnya warga melunak dan mau dibayar 50:50 hingga akhirnya mau dibayar 20 persen dan 80 persen.

Saat itu, warga meminta dibayar tunai agar bisa melakukan relokasi mandiri. Tujuannga agar bisa tetap tinggal bersama warga lainnya seperti saat masih tinggal di Desa Renokenongo sebelum ditengelamkan oleh Lumpur.

Usaha itu akhirnya diwujudkan warga ketika pembayaran 20 persen direalisasikan. Mereka kemudian dengan membeli lahan seluas 10 hektare di Desa Kedungsolo, Kecamatan Porong untuk pembangunan rumah. 

(M Budi Santosa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement