JAKARTA - Tingkat partisipasi politik masyarakat dinilai mengalami penurunan terus-menerus, bahkan diperkirakan hingga 2014 mendatang. Hal itu terlihat dari survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) sepanjang 2010.
"Kecenderungan menurun terlihat pada (pemilih) Partai Demokrat. Jika pemilu diadakan sekarang, Demokrat mendapat suara terbanyak 21,4 persen. Padahal pada bukan Februari 2010 elektabilitas Demokrat mencapai 32 persen," ucap Direktur Eksekutif LSI Kuskridho Ambardi, dalam konferensi pers di Kantor LSI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (6/1/2011).
Urutan selanjutnya, diperkirakan ditempati oleh PDIP dengan 14,1 persen dan Golkar dengan suara 12,7 persen. Sementara jumlah pemilih mengambang, sangat besar. yakni mencapai 30,1 persen.
"Sejak naik pesat pada Januari 2010, elektabilitas Demokrat cenderung mengalami penurunan. Pada Desember 2010, posisinya kembali ke seperti hasil Pemilu 2009," tuturnya.
Sementara itu elektabilitas partai-partai menengah tampak fluktuatif dan belum menunjukkan peran yang konsiten. Seperti pada PKS, PPP, PAN, PKB, Hanura, dan Gerindra.
Kenapa masyarakat apatis terhadap parpol? "Karena merosotnya dukungan terhadap Demokrat tidak dibarengi oleh kenaikan dukungan terhadap partai-partai, baik di kubu pemerintah maupun oposisi," jelas Kuskridho.
"Seharusnya, bila Demokrat turun, partai-partai lain seharusnya meningkat. Justru yang naik adalah massa yang abstain, yang tidak mempunyai partai. Yang terjadi adalah apatisme terhadap partai politik. Masyarakat makin tidak percaya dengan partai politik karena dianggapnya sama saja," paparnya.
(Hariyanto Kurniawan)