GRESIK - Kondisi fisik Jembatan Sembayat yang melintas di Sungai Bengawan Solo, kawasan Pantura Deandles di Gresik, Jawa Timur, semakin kritis.
Terlihat cacat pada beberapa sambungan jembatan akibat menanggung beban berat kendaraan. Pilar kedua jembatan dari arah Gresik menuju Lamongan juga tampak retak.
Nur Hakim, warga sekitar jembatan, Rabu (30/11/2011), mengatakan jika perawatan tidak maksimal, jembatan penghubung utama Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah, ini rawan ambrol.
Hakim meminta pihak terkait segera melakukan perbaikan, pasalnya jika sampai ambruk, maka dampak ekonomi akan sangat dirasakan warga Jawa Timur. Bahkan, Hakim menengarai, akses ekonomi di Pulau Jawa akan lumpuh.
Berdasarkan data Direktori Data dan Informasi Kementerian Pekerjaan Umum menyebutkan, Jembatan Sembayat mulai dibangun pada 1990 dan mulai digunakan pada 1993. Jembatan memiliki panjang bentang 350 meter dan dibangun dengan biaya Rp2,876 triliun.
Jembatan terletak di Desa Sembayat, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, ini merupakan satu di antara sejumlah jembatan besar di Jatim yang kondisinya semakin kritis.
Beberapa jembatan yang kondisinya memprihatinkan antara lain jembatan Porong di Sidoarjo, Semampir di Kediri, Lespadan dan Kali Brantas di Nganjuk, serta Gajah Mada di Mojokerto.
(Anton Suhartono)