Gerindra Kecam Tindakan Brutal Polisi di Mesuji & Bima

JAKARTA - Partai Gerindra mengutuk keras aksi kekerasan di Mesuji dan Bima, Nusantara Tenggara Barat (NTB) oleh aparat kepolisian. Tindakan kekerasan itu merupakan aksi brutal yang menunjukkan aparat tidak disiplin dan tidak profesional.
 
"Partai Gerindra mengutuk kejadian di Mesuji dan Bima baru-baru ini. Kami menilai terjadi pelanggaran kemanusiaan dan kebrutalan yang menunjukkan sikap tak disiplin aparat," ujar Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon kepada wartawan, Senin (26/12/2011).
 
Bagi Fadli, tindakan brutal oleh aparat tersebut harus ditindak tegas lantaran telah menghilangkan nyawa rakyat. Sebab menurut dia, aksi protes, demo, atau semacamnya merupakan tindakan yang dijamin konstitusi. Oleh sebab itu tindakan aparat kepolisian tentunya telah melanggar konstitusi.
 
"Harus ada sanksi terhadap oknum aparat yang menghilangkan nyawa masyarakat. Protes dan demo adalah tindakan yang dijamin konstitusi. Penanganannya harus profesional dengan persuasif dan dialog," jelasnya.
 
Lanjut Fadli, dirinya mendukung agar polisi tidak diberi kewenangan memakai senjata dalam menghadapi para demonstran. Dengan banyaknya kejadian yang selama ini menjadi bukti bahwa aparat kepolisian selalu sewenang-wenang dengan senjatanya dalam menangani unjuk rasa.
 
"Kami mendukung agar polisi dilarang menggunakan senjata ketika menghadapi demonstrasi rakyat: mahasiswa, petani, buruh, kepala desa. Cukup dengan pentungan saja. Terbukti dengan adanya senjata, polisi bisa seenaknya menembaki warga," tegasnya.
 
Kata Fadli, polisi sebagai pengayom masyarakat tak boleh membiarkan konflik semakin besar. Justru kepolisian harus segera menangi konflik sekecil apapun dengan cara melibatkan masyarakat agar terhindar dari konflik antar warga. "Seharusnya jika ada konflik jangan menunggu makin besar. Konflik sekecil apapun yang melibatkan masyarakat harus segera ditangani," tukasnya.

(Muhammad Saifullah )