JAKARTA- Pemerintah Indonesia, Deutsche Post DHL dan United Nations Development Programme (UNDP) menggelar program pelatihan Bandara Siaga Bencana (Get Airports Ready for Disaster/GARD) di sejumlah bandara di Indonesia, seperti Bandara Polonia Medan dan Bandara Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh.
Pelatihan itu bertujuan, meningkatkan kapasitas personil bandara agar dapat menangani peningkatan volume barang masuk dan jumlah penumpang setelah bencana. Sebelumnya, pelatihan serupa telah dilaksanakan pada tahun 2009 dan 2011 di Bandara Mutiara di Sulawesi Tengah, Bandara Sultan Hasanuddin di Sulawesi Selatan, Bandara Ngurah Rai di Bali dan El Tari di Nusa Tenggara Timur
Abdul Hani Kepala Otoritas Bandara Wilayah II dari Kementerian Perhubungan mengatakan “Kementerian Perhubungan telah meningkatkan kapasitas 27 bandara di berbagai daerah rawan bencana di Indonesia. Dengan pertimbangan ini, kami menilai GARD sebagai pelatihan yang sangat relevan karena dapat membantu meningkatkan kesiapsiagaan bandara ketika ada bencana,” kata Abdul Hani dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/11/2012).
Sementara itu, Beate Trankmann, Country Director UNDP Indonesia mengungkapkan pelatihan GARD adalah bagian dari komitmen untuk mengurangi risiko bencana di salah satu negara yang paling rawan bencana di dunia. "Pada tahun 2010, terjadi 664 bencana di Indonesia. Lebih dari 1.700 orang tewas, dan hampir 1,4 juta orang terluka atau dilaporkan hilang. UNDP menggunakan jaringan global untuk meningkatkan partisipasi dan investasi untuk pengurangan risiko bencana di Indonesia, oleh masyarakat, masyarakat madani maupun pemerintah daerah dan pusat,” kata Beate.
Konsep GARD merupakan kelanjutan dari komitmen Deutsche Post DHL dalam memberikan bantuan kemanusiaan, yang diawali dengan program Tim Tanggap Bencana (Disaster Response Team - DRT). Para petugas DRT telah dikerahkan di lebih dari 20 bandara sejak tahun 2005. Para petugas DRT bekerja secara sukarela dan bekerjasama erat dengan PBB untuk membantu kelancaran arus barang bantuan yang masuk ke bandara-bandara lokasi bencana.
(Stefanus Yugo Hindarto)