Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mentan Sebut Suap ke Luthfi Bentuk Ikhtiar PT Indoguna

Catur Nugroho Saputra , Jurnalis-Kamis, 31 Januari 2013 |18:56 WIB
Mentan Sebut Suap ke Luthfi Bentuk Ikhtiar PT Indoguna
Lutfi
A
A
A

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Suswono menduga PT Indoguna Utama sengaja melakukan suap kepada mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq melalui Ahmad Fathanah supaya mendapatkan penambahan kouta impor daging.
 
"Justru saya menduga, apakah mereka atau dia (PT Indoguna) berikhtiar untuk mendapatkan tambahan kouta (impor daging)," kata Suswono, kepada wartawan, usai menghadiri diskusi dengan tema bertema Mengkritisi Kebijakan Impor Produk Pertanian Hortikultura di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya No. 164, Jakarta Pusat, Kamis (31/1/2012).
 
Padahal, kata dia, untuk mendapatkan kuota harus dirapatkan kepada Menteri Koordinator Perekonomian. "Padahal tadi untuk menentukan kuota kan di rapat Menko. Jadi kalau dari Kementrian Pertanian (Kementan) sendiri enggak mungkin," ujarnya.
 
Menanggapi apakah kasus suap impor daging ini merupakan hasil dari laporan Ketua Sekertaris Gabungan (Seskab), Dipo Alam, kader PKS ini tidak menjawabnya. Namun, dia yang mendorong agar Dipo melaporkan hal ini ke KPK. "Ya, saya justru mendorong Pak Dipo untuk laporkan ke KPK," tuturnya.
 
Sebelumnya, KPK menetapkan Luthfi sebagai tersangka penerima suap Rp 1 miliar dari PT Indoguna Utama terkait kasus pengurusan daging sapi impor. Luthfi diduga melanggar Pasal 12 huruf a atau b, Pasal 5 ayat 2 atau Pasal 11. Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1. Dia ditetapkan sebagai tersangka bersama AE atau Ahmad Fathanah, pihak swasta.
 
Praktik suap itu sendiri terjadi di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat. Ketika suap terjadi Luthfi Hasan tidak berada di tempat. Namun, KPK berhasil membekuk pengusaha berinisial A dari PT Indoguna Utama, pria berinisial S yang diduga sebagai sopir A, serta wanita berinisial M.
 
Dari penangkapan itu, KPK mengamankan sejumlah uang yang nilainya ditaksir mencapai Rp1 miliar. Uang pecahan Rp100.000 itu disimpan dalam dua kantong plastik berwarna putih dan hitam.

(Muhammad Saifullah )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement