JAKARTA - Banyaknya kerabat Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari partai berlambang bintang mercy itu hanya akan menimbulkan stigma negatif dimata masyarakat.
“Yang diragukan publik adalah sistem kekerabatan seperti itu akan digunakan hanya untuk kepentingan kelompoknya saja ketika para Caleg tersebut berhasil terpilih,” kata Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Yurist Oloan, saat berbincang dengan Okezone, Jakarta, Selasa (31/4/2013).
Menurut dia, sistem rekrut Caleg dengan cara kekerabatan ini, merupakan cerminan kaderisasi di partai pemenang Pemilu itu belum berjalan dengan baik. Meski tak dapat dipungkiri bukan hanya partai Demokrat yang yang memiliki sistem kepartaian yang kurang maksimal. Tetapi, juga diikuti oleh partai lain.
“Kita bayangkan saja kalau kaderisasi partai berjalan baik. Saya yakin publik tidak akan ragu untuk memilih siapapun yang dicalonkan partai tersebut,” tukasnya.
Selain itu, pihaknya juga tidak ingin menyalahkan partai besutan SBY itu, dia melihat sistem politik di Indonesia terutama untuk sistem kepartaiannya memang masih kurang bagus atau belum mapan. Ini membuat sistem kekerabatan belum bisa diterima publik begitu saja.
“Undang-undang Pemilu, Undang-undang kepartaian masih sering diubah, sesuai dengan keinginan. Regulasi yang belum seattle itu yang akhirnya menimbulkan keraguan bagi publik,” tuturnya.
Berbeda dengan partai-partai yang ada di Amerika Serikat. Semuanya sudah baik, maka sistem kekerabatan semacam ini tentu bisa diterima oleh publik, karena kaderisasi sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya. "Saya rasa, kita tidak akan ragu akan hasil kaderisasai dari partai sekalipun didalamnya banyak keluarga yang saling berdekatan, “ simpulnya.
Seperti diketahui, terdapat 15 orang nama calon legislatif yang didaftarkan melalui partai Demokrat, dimana ke-15 orang itu merupakan kerabat dari SBY.
Mereka terdiri dari, Edhi Baskoro Yudhoyono (anak SBY) Dapil Jatim VII, Sartono Hutomo (sepupu SBY) Dapil Jatim VII, Hartanto Edhi Wibowo (adik ipar SBY) Dapil Banten III, Agus Hermanto (adik ipar SBY) Dapil Jateng I, Nurcahyo Anggorojati (anak Hadi Utomo yang juga ipar SBY) Dapil Jateng VI , Lintang Pramesti (anak Agus Hermanto) Dapil Jabar VIII, Putri Permatasari (keponakan Agus Hermanto) Dapil Jateng I , Dwi Astuti Wulandari (anak Hadi Utomo) Dapil DKI Jakarta I, Mexicana Leo Hartanto (keponakan SBY) Dapil DKI Jakarta I, Decky Hardijanto (keponakan Hadi Utomo) Dapil Jateng V, Indri Sulistiyowati (keponakan Hadi Utomo) Dapil NTB, Sumardani (suami Indri Sulistiyowati) Dapil Riau I, Agung Budi Santoso (keluarga Hadi Utomo) Dapil Jabar I, Sri Hidayati (adik ipar Agung BS), dan terakhir Putut Wijanarko (suami Sri Hidayati) Dapil Jatim VI.
(Misbahol Munir)